TEGANG! Abu Sayyaf Menyamar, Tiba-tiba Todongkan Senjata

TEGANG! Abu Sayyaf Menyamar, Tiba-tiba Todongkan Senjata
Peter Barahama ditemui di Amaris Hotel, Tangerang. Foto: Surya Kawung/Manado Post/JPG

jpnn.com - TIGA pelaut asal Sulut, Peter Barahama, Julian Philip, dan Alvian Repi, pastilah tidak akan pernah melupakan peristiwa 26 Maret. Saat kapal Brahma 12 dibajak kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Berikut kisah Julian dan Peter.

Surya Kawung, Jakarta

AWALNYA hanya terasa biasa saja. Memang mencuat kabar, mesin mengalami trouble. Dan mengharuskan mereka untuk berlabuh. Namun, dipaksakan untuk tetap berlayar. Itulah yang dipikirkan Julian Philip, seorang Chief Officer Kapal Brahma 12.

Setelah beberapa lama berlayar, di tengah laut, mereka berjumpa dengan beberapa orang. Kode mereka melambaikan galon air minum, menandakan orang-orang itu membutuhkan air. Tanpa ada rasa curiga, diizinkanlah mereka menaiki kapal.

Terlihat memang mereka membawa senjata. Namun, diakui Julian, mereka tetap tidak curiga. Sebab, para kawanan ini memakai pakaian Phillipine National Police (PNP). Menandakan mereka anggota kepolisian Filipina. Tapi, setelah beberapa saat, mulailah mereka beraksi dengan main todong senjata.

“Waktu itu, pukul 15.20 waktu setempat. Bukan shift saya,” katanya kepada Manado Post (Jawa Pos Group), Selasa (3/5).

Baru kemudian satu juru mudi datang ke bawah bersama dua orang bersenjata. Untuk menjemput Julian. “Mereka langsung menodong dengan senjata. Sontak saya melompat dari tempat tidur. No problem,” tuturnya sembari mengangkat tangan menyerah.

Ia langsung diberi kode untuk menuju ke anjungan. Ketika sampai di atas, tangan dan kakinya langsung diikat. Bersama awak kapal lainnya. Saat kejadian, Julian mengaku ada delapan orang yang datang membajak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News