Hebat, Tanpa Kaki Kakek ini Tetap Cari Nafkah

Hebat, Tanpa Kaki Kakek ini Tetap Cari Nafkah
Kakek Daswadi bertahan hidup meski cacat. Foto: pojokpitu

jpnn.com - TUBAN--Kondisi fisik tidak sempurna dan usia lanjut tidak membuat Daswadi, 65 meratapi hidupnya. Warga Desa Temayang, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jatim itu terpaksa hidup cacat karena tidak memiliki kaki sejak lahir.

Meski begitu, hal tersebut tidak menjadi alasannya untuk bergantung terus pada orang lain. Ia tetap bekerja keras menjadi perajin bambu, meski tidak memiliki kaki. Profesi berat yang hanya menghasilkan uang belasan ribu rupiah itu terpaksa dilakukan demi bertahan hidup bersama sang istri.

Daswadi tetap bekerja keras sehingga mampu berkreasi membuat anyaman bambu, berupa gedeg, sesek dan keranjang. Profesi ini digeluti Daswadi sejak 24 tahun lalu.  Ia secara otodidak memanfaatkan batang bambu yang mudah ditemukan di sekitar rumahnya. Anyaman-anyaman bambu buatan Daswadi selanjutnya dibeli tengkulak untuk dijual kembali di pasar tradisional.

 Diakuinya kondisi fisiknya memang tidak sempurna. Dalam sehari Daswadi hanya mampu menghasilkan dua anyaman bambu. Hasil kerja kerasnya dijual cukup murah Rp 40.000 untuk keranjang, sementara gedeg dan sesek dijual Rp 80.000 per lembar.

Daswadi tidak pernah mengeluh maupun meminta bantuan orang lain akan kondisinya. Bahkan meski sakit, dirinya terus berusaha mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri bersama Warsi, istrinya yang juga telah lanjut usia.

Pasangan manula ini tinggal di sebuah rumah bambu sederhana yang dibangun di atas lahan tanah kas desa. Lantai tanah dan dinding berlubang terasa menjadi hiasan rumah bagi Daswadi.

Kondisi Daswadi ini sebenarnya membuat banyak warga iba dan ingin membantu, tapi Daswadi enggan dikasihani, sehingga warga membantunya dengan cara membeli anyaman bambu buatan Daswadi.(end/flo/jpnn)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News