Ini Kata Dirut PLN Soal Proyek Pembangkit Listrik 35 Ribu MW

Ini Kata Dirut PLN Soal Proyek Pembangkit Listrik 35 Ribu MW
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Sofyan Basir usai diskusi bertajuk “Implementasi Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW" di Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/5). FOTO: Friederich Batari/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Sofyan Basir berkomitmen untuk mempercepat terwujudnya program pembangunan pembangkit listrik 35 ribu Mega Watt (MW). Pasalnya, kebutuhan listrik saat ini sangat diperlukan dalam mendukung kegiatan ekonomi khususnya industri yang saat ini mulai tumbuh.

Namun, Sofyan mengakui untuk merealisasikan program tersebut memang tidak mudah. Sebab, sebagian besar keterlambatan waktu penyelesaian proyek investasi ketenagalistrikan, khususnya Proyek Transmisi disebabkan oleh isu sosial dan hukum, yakni masalah pembebasan lahan, dan masalah perizinan. Juga adanya tuntutan hukum dan isu kerja sama dengan pihak ketiga.

“Untuk mengatasi kendala ini, diperlukan keterlibatan semua pihak, baik pemerintah, pemerintah daerah, tokoh masyarakat untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat tentang pentingnya pembanguna listrik,” kata Sofyan Basir saat diskusi bertajuk “Implementasi Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW" yang diselenggarakan oleh Kantor Staf Kepresidenan RI di Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/5).

Menurut Sofyan, saat ini pihaknnya mendorong percepatan proses pembangunan ketenagalistrikan. Di antaranya melakukan percepatan proses tender, semula 8 bulan menjadi 4,5 bulan dan financial close dari semula satu tahun menjadi 6 bulan.

Selain itu, konstruksi PLTU semula 54 bulan setelah financial close ditargetkan menjadi 48 bulan setelah tanda tangan PPA (Power Purchase Agreement, red).

“Konstruksi PLTG/PLTD/PLTMG semula 12-24 bulan ditargetkan menjadi 6-18 bulan,” kata Sofyan.

Upaya lainnya untuk mempercepat pencapaian target tersebut, kata Sofyan, pembangunan transmisi, semula rata-rata 1.500 kms per tahun ditargetkan menjadi 9.000 kms per tahun. Juga pembangunan gardu induk, semula rata-rata 2.000 MVA per tahun ditargetkan menjadi 20.000 MVA per tahun. Selain itu, pembangunan pembangkit, semula rata-rata 2.000 MW per tahun ditargetkan menjadi 7.000 MW per tahun.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News