Korban Pencabulan di Surabaya, Pendiam di Sekolah, Centil di Kampung

Korban Pencabulan di Surabaya, Pendiam di Sekolah, Centil di Kampung
Sejumlah pelaku pencabulan siswa SMP dihiadirkan saat gelar perkara untuk dimintai keterangan di Mapolrestabes Surabaya, Kamis (12/5). Dari Delapan pelaku lima merupakan siswa SMP dan tiga masih duduk dibangku SD. Foto: Ahmad Khusaini /Jawapos

jpnn.com - BUNGA (nama samaran), korban pencabulan oleh delapan tersangka di bawah umur  di daerah Kalibokor Kencana, Surabaya, dikenal pendiam di sekolah. Tapi dia terlihat nakal di lingkungan rumahnya. 

Dia justru banyak bergaul dengan teman-teman pria dibandingkan perempuan.

Bersekolah di salah satu SMP swasta di daerah Ngagel, Bunga cenderung menjadi siswi yang cuek di kelasnya. Bahkan, hasil penelusuran Jawa Pos kemarin (13/5), korban jarang bergaul dengan teman-teman sekelasnya. 

Dia lebih memilih beberapa teman di kelas yang berbeda dengannya. ''Sering datang ke kelas lain, teman-temannya ada disana semua,'' ujar seorang teman sekelas Bunga kepada Jawa Pos.

Bunga juga dikenal pemalas. Segala tugas dan PR yang diberikan gurunya tidak pernah dikerjakannya. Hal ini diungkapkan oleh walikelas Bunga. Dia mengatakan jengkel dengan rasa malas yang dimiliki Bunga. 

Padahal, sudah beberapa kali nenek Bunga dipanggil ke sekolah karena kebiasaannya ini. ''Tapi tetap saja, dia tidak pernah nggarap PR,'' ujar Wali Kelas.

Sang Wali Kelas juga mengatakan untuk masalah berdandan, Bunga terlihat lebih 'mencolok' dibandingkan teman-teman lainnya. Dia kerap memakai bedak yang berlebihan di wajah. Hasilnya, penampilan Bunga sehari-hari bisa dikatakan menor.

Lucunya, menurut penuturan Wali Kelas bedak yang digunakan Bunga adalah bedak bayi, bukan bedak untuk make-up pada umumnya. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News