Forum Pemuda Sumsel Kecam Pelaku Kekerasan Seksual Anak

Forum Pemuda Sumsel Kecam Pelaku Kekerasan Seksual Anak
Forum Pemuda Sumsel menggelar diskusi dalam rangka menyikapi berbagai kasus kejahatan seksual dan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (13/5). Tampak Ketua Ikatan Pemuda Thionghoa DPW Sumsel yang juga Anggota DPRD Kota Palembang, Hardi (kiri) dan Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah Sumatera Selatan, Apriadi Sinaga. FOTO: PK Komda Sumsel for JPNN.com

jpnn.com - PALEMBANG – Kekerasan seksual tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi juga remaja dan anak-anak. Salah satu buktinya adalah kasus kekerasan terhadap Yn (14), seorang siswi SMP di Desa Padang Ulak Tanding, Kecamatan Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.

Yn diperkosa hingga tewas oleh 14 pemuda. Sadisnya lagi, jenazah korban dibuang ke jurang. Berbagai kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan akhir-akhir ini, mendorong Forum Pemuda Sumsel (Sumatera Selatan) angkat bicara.

Forum Pemuda Sumsel terdiri dari Pemuda Katolik Komisariat Daerah Sumatera Selatan (PK Komda Sumsel), Kesatuan Mahasiswa Budhis Palembang (KMBP), Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI) DPW Sumsel, Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Palembang. Forum ini mengecam pelaku kekerasan seksual kepada perempuan khususnya kepada anak.

Ketua Ikatan Pemuda Thionghoa DPW Sumsel yang juga Anggota DPRD Kota Palembang, Hardi menegaskan segala bentuk kekerasan harus segera dihentikan. Dia juga mengimbau agar keluarga khususnya orang tua untuk berperan aktif mencegah agar tidak terjadi aksi kekerasan yang mencederai rasa kemanusiaan.

“Anak perlu arahan dan kasih sayang agar betul-betul mendapatkan haknya. Anak juga perlu perhatian ekstra dari keluarga,” kata Hardi saat diskusi di salah satu restoran, kawasan Hotel Grand Zuri Express, Kota Palembang, Jumat (13/5) dalam rangka merespons tragedi kemanusiaan tersebut.

Menurut Hardi, seluruh komponen masyarakat diharapkan ikut mencegah dan menekan kasus kekerasan pada anak. Kasus almarhumah Yn di Bengkulu dan berbagai kasus lainnya haruslah disikapi serius. Kasus ini tidak bisa ditolerir lagi.

“Kita harus mengutuk keras, maaf ya hewan saja memiliki attitude. Nah ini manusia yang derajatnya lebih tinggi malah berbuat seperti ini,” kata Hardi geram.

Ia  berharap pemerintah secepatnya membuat dan menjalankan PERPU terkaait penanganan kasus rudapaksa (kekerasan seksual, red) terhadap anak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News