Ini Penyebab, Mengapa Anda Sulit Tidur di Tempat Asing

Ini Penyebab, Mengapa Anda Sulit Tidur di Tempat Asing
Ilustrasi. Foto Catholiclane

jpnn.com - ANDA tentu pernah merasakan susahnya memejamkan mata di tempat asing, yang baru kita datangi. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa setengah dari otak tetap waspada selama pertama kali tidur di ruang baru.

Tiga percobaan pada 35 sukarelawan dilakukan oleh peneliti untuk mengukur aktivitas otak selama dua malam berturut-turut.

Hasilnya, ditemukan bahwa bagian dari sisi kiri otak tetap lebih aktif daripada sisi kanan hanya pada malam pertama, khususnya selama fase tidur nyenyak yang dikenal sebagai tidur gelombang lambat.

"Ketika Anda tidur di tempat baru untuk pertama kalinya, bagian dari salah satu sisi otak tampaknya tetap terjaga untuk tujuan pengawasan, sehingga Anda bisa bangun lebih cepat jika diperlukan," kata peneliti senior, Yuka Sasaki, seperti dilansir laman Fox News, Senin (16/5).

Sementara menjadi berita buruk bagi pebisnis yang secara teratur melakukan perjalanan semalam singkat. Namun kondisi ini mungkin tidak terlalu menyusahkan bagi orang-orang yang pergi untuk waktu yang cukup lama.

"Sering bepergian bisa menyebabkan Anda tidur tidak nyenyak. Tapi jika Anda tinggal selama beberapa hari di tempat yang sama, Anda mungkin bisa tidur dengan nyenyak," jelas Sasaki.

Untuk melihat bagaimana berada di tempat baru berdampak pada tidur, Sasaki dan rekannya melakukan serangkaian tes laboratorium pada objek yang diteliti. Pada malam kedua, tidak ada perbedaan dalam reaksi tes antara otak belahan kiri dan kanan bahkan selama tidur nyenyak.

"Temuan ini bisa menjelaskan kurang tidur bagi mereka yang sering bepergian. Studi ini tidak dirancang untuk menguji apakah efek malam pertama di tempat baru akan terus terjadi setiap kali mereka melakukan perjalanan," kata Patrick Finan, seorang psikiatri di Johns Hopkins University School of Medicine di Baltimore.(fny/chi/jpnn)

ANDA tentu pernah merasakan susahnya memejamkan mata di tempat asing, yang baru kita datangi. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa setengah dari otak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News