Bang Ara Yakin Indonesia Sanggup Bersaing di MEA

Bang Ara Yakin Indonesia Sanggup Bersaing di MEA
Maruarar Sirait (kanan) dalam acara Indonesian CEO Talk dengan tema Peran Industri Jasa Keuangan Sebagai Motor Penggerak Perekonomian Bangsa di Era MEA di Puri Ratna, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (17/5). Foto: Ist

jpnn.com - JAKARTA – Sumber daya manusia yang besar menjadi modal Indonesia menghadapi persaingan global. Anggota Komisi XI DPR RI Maruarat Sirait menilai, jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta menjadi peluang Indonesia menguasai pasar ASEAN.

"Perbankan kita memiliki  hampir 200 juta rekening. Ini merupakan  peluang sangat besar," kata Maruarar saat menjadi pembicara utama dalam acara Indonesian CEO Talk dengan tema Peran Industri Jasa Keuangan Sebagai Motor Penggerak Perekonomian Bangsa di Era MEA di Puri Ratna, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (17/5).

Selain Maruarar, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad juga merupakan pembicara utama. Sedangkan panelis ialah Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dan Direktur Utama BRI Asmawi Syam. Diskusi ini dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari pakar ekonomi, praktisi, pengusaha dan akademisi.

"Indonesia juga mempunyai kemampuan yang besar untuk mampu menguasai pasar keuangan di wilayah ASEAN. Kita tidak hanya berpikir menjadi tuan rumah dengan SDM yang besar yang  kita miliki. Tapi kita juga  harus mempunyai capaian untuk menguasai di negara ASEAN.  Semangat ini  harus kita miliki," tambah pria yang karib disapa Ara itu.

Politikus PDI Perjuangan itu meminta pemerintah membuat kebijakan yang mampu melindungi sektor usaha. Hal itu diperlukan untuk membangun optimisme menghadapi MEA. "Koordinasi yang tidak berjalan seirama ini menjadi faktor tidak efisien iklim usaha. Karena semuanya pihak terkait  merasa mempunyai otoritas," imbuh anak politikus senior PDIP Sabam Sirait itu.

Ara pun menceritakan pengalamannya selama 12 tahun sebagai anggota DPR. Dia menilai, selama ini koordinasi itu tak berjalan maksimal. Karena itu, dia meminta pihak yang mengurusi perbankan dan punya otoritas harus mempunyai semangat kenegaraan.

"Saya rasa para pelaku industri tidak bisa bicara bebas seperti saya, tapi kalau jujur itu yang mereka rasakan. Maka itu kita harus menyuarakan apa yang tidak terdengar," tegas Ara. (jos/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News