Washington dan Hanoi Mesra, Beijing Cemburu

Washington dan Hanoi Mesra, Beijing Cemburu
Presiden AS Barack Obama dan Presiden Vietnam Tran Dai Quang, usai jumpa pers di Hanoi, Senin (23/5). Foto: AFP

jpnn.com - HANOI - Setelah Kuba, giliran Vietnam yang diajak Amerika Serikat untuk bermesraan di masa-masa akhir kepemimpinan Presiden Barack Obama. 

Kemarin (23/5) pria 54 tahun itu mengumumkan bahwa AS resmi mencabut embargo senjatanya atas Vietnam. Pengumuman yang disampaikan dalam jamuan makan siang mewah di Kota Hanoi itu otomatis membuat hubungan dua negara tersebut membaik.

Bagi Presiden Tran Dai Quang, kembali mesranya Vietnam dan AS adalah keuntungan. Terutama di tengah panasnya sengketa wilayah Laut China Selatan dengan Tiongkok sekarang ini. Namun, dalam jumpa pers bersama Tran, Obama menegaskan bahwa pencabutan embargo tidak berkaitan dengan Tiongkok.

’’Keputusan untuk mencabut embargo (senjata) itu tidak ada hubungannya dengan Tiongkok atau pertimbangan yang lain. Ini murni berdasar kerinduan kami untuk menyempurnakan proses panjang yang kami sebut normalisasi,’’ tegas Obama dalam pidatonya setelah jamuan makan siang. 

Meski sudah memutuskan untuk mencabut seluruh embargo senjata yang pernah AS jatuhkan atas Vietnam, Washington tetap akan memantau perkembangan Hanoi. ’’Transaksi senjata dengan Vietnam tentu akan sangat bergantung pada komitmen mereka terhadap HAM,’’ kata Obama. 

Washington menuturkan akan mempelajari lebih dulu kasus demi kasus sebelum menyepakati perdagangan senjata dengan Vietnam. Obama menjadi presiden ketiga AS yang melawat Vietnam sejak dua negara sepakat menormalisasi hubungan diplomatik mereka pada 1995. Kini tahap normalisasi itu segera mencapai puncaknya. Bagi AS, Vietnam yang mereka perangi hingga 1975 tersebut adalah mitra penting di Asia Pasifik. Maka, Vietnam harus mereka rangkul agar tetap berpihak pada AS.

Belum lama ini Vietnam menerima hibah beberapa kapal selam yang dilengkapi rudal. Vietnam juga mendapatkan radar pertahanan udara canggih dan jet tempur modern dari negara-negara sekutunya. Tetapi, semua itu belum cukup. Collin Koh, pakar militer yang juga pengajar di S. Rajaratnam School of International Studies Singapura, menyebut sistem intelijen dan spionase AS sebagai hal yang sedang diincar Vietnam.

Di tengah ketegangan Laut China Selatan, membaiknya hubungan AS dan Vietnam membuat Tiongkok cemburu. Beijing menganggap kebijakan itu sebagai bentuk dukungan AS terhadap Vietnam dalam ketegangan regional tersebut. ’’Kami harap hubungan AS dan Vietnam yang membaik itu akan membawa dampak yang kondusif bagi perdamaian dan stabilitas regional,’’ jelas Kementerian Luar Negeri Tiongkok. (afp/reuters/cnn/hep/c15/kim/adk/jpnn)


HANOI - Setelah Kuba, giliran Vietnam yang diajak Amerika Serikat untuk bermesraan di masa-masa akhir kepemimpinan Presiden Barack Obama.  Kemarin


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News