Yakinlah, Pancasila Bisa Membendung Radikalisme

Yakinlah, Pancasila Bisa Membendung Radikalisme
Direktur Deradikalisasi BNPT, Irfan Idris. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencatat berbagai pemicu radikalisme yang memunculkan terorisme. Menurut Direktur Deradikalisasi BNPT, Irfan Idris mengungkapkan, masalah ekonomi bukan penyebab utama seseorang bergabung dengan gerakan radikal.

“Ada banyak faktor pemicu radikalisme,” ujar Irfan saat menjadi pembicara dalam seminar nasional bertema Membangun Program Deradikalisasi Efektif, Upaya Menjaga Kedaulatan NKRI di Jakarta, Senin (30/5).

Guru besar hukum Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar itu menegaskan, kemiskinan bukanlah faktor tunggal pemicu radikalisme. Irfan lantas menyebut nama Dr Azahari bin Husin sebagai contohnya.

Gembong teroris yang lebih kondang disebut dengan nama Dr Azhari itu sebenarnya sudah mapan secara ekonomi. “Kurang apa dia? Tapi tetap jadi teroris,” katanya.

Karenanya Irfan menegaskan, radikalisme juga bisa muncul akibat kekecewaan atas berbagai hal. Antara  ketidakadilan ekonomi, politik, sosial, hingga budaya.  

Individu yang kecewa dan mengalami kekosongan ideologi, katanya, akan sangat mudah dicekoki radikalisme. ”Pada individu-individu yang kosong, faktor-faktor itu lalu tumbuh menjadi radikalisme dan berujung pada terorisme,” imbuh Irfan.

Untuk itu, katanya, salah satu cara yang bisa ditempuh guna membendung radikalisme adalah memperkuat pemahaman atas Pancasila, khususnya di kalangan muda. Hanya saja, katanya, upaya itu bukannya hal mudah.

Ia menegaskan, upaya menyebarkan Pancasila memang harus dikemas secara menarik. Pasalnya, banyak pihak yang seolah justru alergi dengan sosialisasi Pancasila karena pengalaman masa lalu di era Orde Baru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News