PDIP: Pemecatan Satu Juta PNS Preseden Buruk
jpnn.com - JAKARTA – Rencana Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi memecat satu juta pegawai negeri sipil (PNS) 2017-2019 dikritik keras anggota DPR RI.
Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan mengaku sebagai pribadi, ia menghormati kebijakan pemerintah untuk memangkas jumlah pegawai negara sipil (PNS). Namun, dia tidak menerima pemangkasan jumlah PNS itu dengan alasan efisiensi anggaran. Sebab, bagaimanapun, pemangkasan menimbulkan ketidakpastian hukum.
“Alasan efisiensi dan pembebanan APBN, tidak boleh dijadikan alasan. Untuk efisiensi apakah tidak ada cara lain? Ini preseden buruk, bayangkan bekerja dengan pemerintah saja tidak pasti apalagi kerja dan digaji oleh pengusaha seperti buruh,” kata Arteria di kompleks Parlemen RI, Jakarta, Selasa (31/5).
Karenanya, Arteria menyarankan agar MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi serius berpikir dan bekerja lebih keras dalam mengambil kebijakan. Bagaimanapun negara wajib hadir untuk menjamin dan memastikan hak bekerja, hak berusaha dan hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak bagi rakyatnya.
“Jangan selalu berakrobat, ini nasib orang yang di belakangnya ada orang tua, istri, anak dan cucu yang harus mereka biayai dan perhatikan. Jadi kebijakannya harus manusiawi dan memanusiakan. Tidak cukup diselesaikan dengan pesangon,” tegasnya.(fat/jpnn)
JAKARTA – Rencana Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi memecat satu juta pegawai negeri sipil (PNS) 2017-2019
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Senator Filep Dorong Stakeholder Awasi Realisasi Proyek Pembangunan di Papua Barat
- Bea Cukai dan Bareskrim Polri Berkolaborasi Gagalkan Peredaran Narkotika di 2 Daerah Ini
- Dukung Jakarta sebagai Kota Global, FJB Bawa Misi Tingkatkan Kualitas SDM
- JDI Pro-Gibran Desak MK Sahkan Keputusan KPU Terkait Pemenang Pilpres 2024
- PEDRO Indonesia Sumbang Rp 200 Juta untuk Anak Yatim Piatu Yayasan Mizan Amanah
- Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, Anak Buah Heru Bilang Tidak Fantastis