Pengamat Minta Metode Pelajaran Agama Dibenahi

Pengamat Minta Metode Pelajaran Agama Dibenahi
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Pendidikan agama  dan seleksi guru agama lebih realistis dibenahi agar pelajar tidak bersikap radikal. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) juga perlu ditata ulang  agar para pelajar paham soal kebhinekaan dan pentingnya damai dalam  kehidupan.

“Pendidikan agama di sekolah semestinya lebih menekankan pada dimensi sosialnya dan tidak  hanya berfokus pada dimensi vertikal yang bersifat dogmatif," kata pemerhati dunia pendidikan Darmaningtyas, Rabu (1/6).

Menurutnya, jika pendidikan agama ditekankan pada dimensi relasi sosial maka cenderung akan mengajarkan toleransi. Ini akan berpengaruh pada pelajar untuk lebih toleran terhadap sesama dan tidak bersikap radikal.

“Yang mendesak untuk dibenahi adalah sistem atau metode dan isi pelajaran agama di sekolah. Isi pelajaran agama itu penting, harus disusun oleh orang-orang yang mumpuni,” kata Darmaningtyas.

Mumpuni yang dimaksud Darmaningtyas adalah yang punya wawasan kebangsaan tinggi, bukan orang-orang yang mengajarkan hal-hal bersifat dogmatif saja.

Selain itu, menurut Darmaningtyas, guru agama mengambil peran agar pelajar tidak menjadi intoleransi atau radikal. Pendidikan agama yang berada di punggung guru bagai pedang bermata dua.

Satu sisi bisa menangkal radikalisme. Di sisi lain justru bisa melahirkan radikalisme agama. “Jangan sampai pendidikan agama yang salah bisa menjadikan seseorang menjadi radikal,” kata Darmaningtyas.

Karena itu menurutnya, seleksi guru agama sangat penting. Karena aliran atau ideologi oleh guru agama betul-betul harus sesuai dengan ketentuan yang ada . “Jangan mereka yang berideologi antiPancasila jadi guru agama, hanya karena sarjana agama," katanya.

JAKARTA – Pendidikan agama  dan seleksi guru agama lebih realistis dibenahi agar pelajar tidak bersikap radikal. Pedoman Penghayatan dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News