Duh..Israel Bekukan Izin Ramadan di Palestina

Duh..Israel Bekukan Izin Ramadan di Palestina
Situasi di Yatta. Foto: www.haaretz.com

jpnn.com - JERUSALEM – Bulan puasa tidak mengubah kondisi yang dialami warga di Palestina.  Militer Israel alias Israel Defense Forces (IDF) menyegel Kota Yatta di Provinsi Hebron, Tepi Barat, Palestina, kemarin (9/6).

Itu dilakukan setelah empat warga Israel tewas dalam aksi penembakan di Sarona Market, pusat keramaian bergengsi di Kota Tel Aviv, pada Rabu malam (8/6). Pelakunya adalah dua pemuda Palestina asal Yatta.

Dua pelaku yang belakangan teridentifikasi bernama Khaled Mohammad Makhamrah dan sepupunya, Mohamad Ahmad Makhamrah, itu langsung diamankan.

Mereka sempat terlibat baku tembak dan perkelahian dengan aparat. Seorang di antaranya bahkan harus menjalani operasi karena terluka parah. Seorang yang lain kini diinterogasi di kantor polisi.

Ulah dua pemuda yang masing-masing berusia 22 dan 21 tahun itu berdampak besar. Kemarin Israel membekukan penerbitan izin Ramadan kepada warga Palestina.

Maka, warga Palestina yang tinggal di Israel tidak bisa lagi bertemu dengan sanak saudaranya yang tinggal di Tepi Barat. Sebab, mereka yang berada di Tepi Barat tidak lagi bisa menyeberang ke Israel. Tidak ada silahturahmi.

''Seluruh izin Ramadan, terutama izin yang diberikan kepada warga Yudea dan Samaria untuk mengunjungi kerabat me­reka di Israel, telah dibekukan,'' terang COGAT, badan yang menangani urusan warga sipil di Tepi Barat, dalam pernyataan tertulis.

Sebanyak 83.000 penduduk Palestina yang sudah mengantongi izin untuk melawat Israel pun tidak bisa lagi menggunakan dokumen itu. Terkait dengan keputusan itu, Israel langsung memperketat pengamanan di perbatasan. Pemerintah mengerahkan dua batalyon IDF ke Hebron.

Mereka bertugas mengamankan Yatta dan melarang siapa pun masuk atau keluar dari kota tersebut. Selain itu, pasukan tambahan tersebut berpatroli di titik-titik strategis. Di pos pemeriksaan, mereka memeriksa identitas semua warga yang melintas.

Tidak hanya menyegel Yatta, IDF juga menjaga ketat rumah dua pelaku penembakan. Kabarnya, beberapa petugas terlihat mengukur rumah mereka. Diduga, IDF akan menghancurkan dua rumah tersebut sebagai bentuk hukuman sekaligus gertakan.

Sebab, versi Israel, masyarakat Palestina di Hebron justru merayakan insiden penembakan yang merenggut empat nyawa dan melukai belasan lainnya tersebut. (AFP/Reuters/hep/c19/any/flo/jpnn)

 



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News