Pak Jokowi, Ini Ada Tantangan dari Anak Buah SBY

Pak Jokowi, Ini Ada Tantangan dari Anak Buah SBY
Politikus Partai Demokrat (PD) Herman Khaeron. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Politikus Partai Demokrat (PD) Herman Khaeron menantang pemerintahan Joko Widodo untuk bisa berbuat lebih baik ketimbang 10 tahun era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut Herman, tak semestinya pemerintahan saat ini selalu menyalahkan era SBY.

Herman mengatakan, saat SBY naik sebagai presiden menggantikan Megawati Soekarnoputri, kondisi perekonomian Indonesia justru lebih parah dari saat ini. Namun, kata Herman, saat itu SBY tak pernah menyalahkan era Presiden Megawati.

"Tapi Pak SBY memperbaikinya selama sepuluh tahun dan tak pernah mau menyalahkan karena pemerintahan sebelumnya sudah melandaskan sesuatu yang menurut saya tidak ada yang bertujuan jelek. Semua tujuan pemerintah baik, tinggal bagaimana pengelolaan saat ini dan selanjutnya," katanya di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (13/6).

Sebaliknya, lanjut wakil ketua Komisi IV DPR itu, saat SBY menyerahkan kekuasaan kepada Jokowi -sapaan Joko Widodo- justru kondisi perekonomian sedang bagus. Buktinya,  pendapatan per kapita masyarakat Indonesia mendekati USD 4 ribu per kapita per tahun.

Karenanya, anak buah SBY di Partai Demokrat itu mengingatkan pemerintahan saat ini agar tidak selalu menyalahkan pendahulunya. Sebab, kondisi saat ini merupakan tanggung jawab pemerintahan sekaran.

"Kalau dipersoalkan masa lalu, apakah setelah menyalahkan SBY, terus menyalahkan menyalahkan Megawati lalu Gus Dur, Habibie dan terakhir menyalahkan Bung Karno dan Bung Hatta? Ini jangan jadi kebiasaan," tegasnya.

Karenanya Herman mengharapkan pemerintah saat ini bisa menunjukkan kinerja dan prestasi. Ia menegaskan, tidak fair jika pemerintahan saat ini selalu menyalahkan masa lalu.

"Manusia punya kelebihan dan kekurangan, tapi jangan selalu menyalahkan. Justru tunjukkan bahwa pemerintahan ini mampu mengelola negara ini. Pemerintah sekarang ini kok kesannya selalu mengklaim sesuatu yang menjadi keberhasilannya tapi kemudian melempar pada setiap kesalahan. Tidak fair dan masa depan itu bergantung pada masa ini," jelasnya.(fas/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News