Jual Sebagian Harta dan Rental Kostum Adat Demi Dirikan Sanggar Budaya

Jual Sebagian Harta dan Rental Kostum Adat Demi Dirikan Sanggar Budaya
‎Konradus Jaledu, Pejuang Budaya Adat NTT. Foto: Amjad/jpnn

jpnn.com - Peserta seremonial penutupan Tour de Flores, Selasa (25/5) lalu, terbius dengan sajian penampilan tarian dan musik khas Nusa Tenggara Timur. Seorang budayawan setempat, menjadi inisiator kemegahan acara penutupan even yang diikuti oleh 21 Negara tersebut.

Muhammad Amjad, Manggarai Barat

Suara lantunan alat musik khas Manggarai, Gambus, kencang terdengar melalui ‎pengeras suara di lapangan depan kantor Bupati Manggarai Barat. Sesaat kemudian, Seorang lelaki dengan topi ‎janur khas Nusa Tenggara Timur (NTT) terlihat mantap menyajikan tari-tarian adat. 

Sembari menenteng alat musik, dia mampu membius‎ ribuan warga dan peserta Tour de Flores yang mengikuti penutupan. Lelaki itu adalah seorang budayawan terkenal, yang selalu menjadi andalan saat acara resmi pemerintah setempat.

Warga biasa memanggilnya Konrad, nama lengkapnya adalah Koradus Jaledu. Dia menjadi budayawan, karena memang sudah dibentuk dari kecil. 

Orang tuanya, mencetaknya menjadi ahli budaya, sampai akhirnya bisa terlestarikan sampai saat ini.

"Di sini, tinggal dua orang yang melestarikan budaya adat ini. Salah satunya saya," katanya, saat ditemui usai melaksanakan tugasnya.

Lelaki 49 tahun tersebut mengakui, kesadaran untuk melestarikan budaya di wilayah Manggarai Barat memang tak tinggi. Karena itulah, banyak anak muda yang tak tahu budaya daerahnya, dan enggan menjaganya.

Peserta seremonial penutupan Tour de Flores, Selasa (25/5) lalu, terbius dengan sajian penampilan tarian dan musik khas Nusa Tenggara Timur. Seorang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News