Hiii... Pemkab Gunungkidul Sampai Perlu Bikin Satgas Anti-Bunuh Diri

Hiii... Pemkab Gunungkidul Sampai Perlu Bikin Satgas Anti-Bunuh Diri
Infografis: Radar Jogja/JPG

jpnn.com - GUNUNGKIDUL – Angka bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus bertambah. Selama lima bulan sejak awal 2016, ada 20 kasus bunuh diri di wilayah hukum Polres Gunungkidul.

Namun, sejak Ramadan lalu, angka bunuh diri tiba-tiba melonjak. Polres Gunungkidul mencatat ada lima kasus bunuh diri sejak Ramadan tahun ini.

Menurut Panit Humas Polres Gunungkidup Iptu Ngadino, pelaku bunuh diri mayoritas dengan cara menggantung.  “Modus paling dominan dengan gantung diri. Sebagian lainnya dengan meminum racun,” katanya seperti dikutip Radar Jogja (Jawa Pos Group).

Ngadino mengatakan, angka itu memang menunjukkan tren penurunan dibanding tahun lalu yang mencapai 31 kasus. Namun karena 2016 masih tersisa enam bulan lagi, bisa jadi angka bunuh diri terus bertambah.

Data tertinggi terjadi pada 2012 sebanyak 39 kasus. Setahun berikutnya turun menjadi 29 kasus. Jumlah perkara bunuh diri sempat menurun pada 2014, menjadi 19 kasus. Lalu, naik lagi menjadi 31 kasus di 2015.

Karenanya, Polres Gunungkidul pun merasa kewalahan. “Harus ada upaya ekstra untuk menakan angka bunuh diri,” tutur Ngadino.

Guna mengantisipasi lonjakan jumlah kasus bunuh diri, Polres Gunungkidul kian gencar melakukan sosialisasi untuk pencegahan. Caranya dengan menggandeng tokoh agama dan masyarakat panutan, serta psikolog.

Sebagian warga Gunungkidul memang masih percaya mitos pulung gantung. Artinya, jika ada cahaya merah menembus atap rumah seseorang, warga percaya bahwa hal itu menjadi pertanda akan ada anggota keluarga di rumah itu bakal meninggal dengan cara gantung diri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News