Hasil Panen Petani di Daerah Ini Diborong Tauke dengan Harga Tinggi

Hasil Panen Petani di Daerah Ini Diborong Tauke dengan Harga Tinggi
PANEN : Masa panen petani di Kabupaten Lebong dimanfaatkan toke dari luar untuk mengambil beras maupun gabah dengan harga yang cukup tinggi. Foto: BE/JPG

jpnn.com - LEBONG TENGAH – Para petani di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu seperti mendapat durian runtuh ketika memasuki masa panen padi tahun ini.

Pasalnya, sejumlah tauke beras dari luar Kabupaten Lebong datang memborong beras maupun gabah petani di daerah tersebut. Kondisi ini cukup menguntungkan petani karena hasil panen mereka dihargai lebih tinggi. 

Namun, di sisi lain masuknya para tauke ini dikhawatirkan membuat stok beras dan gabah untuk Kabupaten Lebong sebagian besar tersedot keluar. 

Saat ini harga jual gabah petani telah melampaui harga tahun kemarin yakni Rp 180 ribu per karung menjadi Rp 200 ribu per karung. Bahkan untuk harga beras saat ini terus meroket naik dari harga Rp 225 ribu per kaleng menjadi Rp 230 ribu per kalengnya.

Salah satu petani Lebong, Marwan, 46, warga Kecamatan Bingin Kuning mengatakan, harga jual gabah petani kepada tauke dari luar Lebong berkisar antara Rp 200 ribu – Rp 205 ribu per karung atau setara dengan 4 kaleng gabah.

Harga ini sudah lebih tinggi dari ketentuan pemerintah. Tingginya harga jual gabah pada saat musim panen ini juga menyulitkan para pemilik heler (kilang padi) di Kabupaten Lebong karena rata-rata pemilik heler hanya berani membeli gabah standar dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

“Kondisi sekarang ini cukup dilematis, di satu sisi dengan tingginya harga jual cukup menguntungkan para petani, namun disisi lain dengan kondisi banyaknya tauke dari luar Lebong yang masuk mengkawatirkan kita.

“Karena rata-rata para petani menjual seluruh hasil panen mereka. Akibatnya stok untuk kebutuhan kabupaten Lebong sendiri kita kawatirkan tidak terpenuhi,” kata Marwan yang juga sebagai tokoh masyarakat Bingin Kuning.

LEBONG TENGAH – Para petani di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu seperti mendapat durian runtuh ketika memasuki masa panen padi tahun ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News