Sstttt... Konon Inilah Mutasi di Polri sebelum Tito Jadi Kapolri

Sstttt... Konon Inilah Mutasi di Polri sebelum Tito Jadi Kapolri
Ketua Presidium IPW Neta S Pane. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Polri dikabarkan tengah melakukan perombakan besar-besaran di jajaran perwiranya menyusul keputusan Presiden Joko Widodo menunjuk Komjen Tito Karnavian sebagai calon Kapolri pengganti Jenderal Badrodin Haiti. Kabar terbaru menyebut perombakan juga terjadi pada posisi Wakapolri yang kini ditempati Komjen Budi Gunawan.

Adalah Neta S Pane, ketua presidium Indonesia Police Watch (IPW) yang mengaku mendapat informasi tentang mutasi besar-besaran di Polri. Menurutnya, Komjen Budi Gunawan akan lengser dari Wakapolri karena mendapat posisi baru sebagai kepala Badan Intelijen Negara (KaBIN).

Neta mengatakan, pangkat BG -sapaan Budi- akan naik menjadi jenderal. Sedangkan posisinya sebagai Wakapolri akan diisi Komjen Syafruddin yang kini menjadi Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol).

Syafruddin sebelumnya juga menggantikan posisi BG di Kalemdikpol. Perwira Polri kelahiran Makassar, 14 April 1961 itu juga pernah menjadi ajudan Jusuf Kalla saat menjabat wakil presiden 2004-2009.
.
"Proses mutasi juga terjadi untuk beberapa jabatan strategis di Mabes Polri maupun jabatan sejumlah kapolda," kata Neta, Selasa (21/6).

Menurutnya, mutasi itu sebagai bentuk dukungan internal Polri dan para perwiranya terhadap kepemimpinan Tito kelak. Sebab, Tito yang kini memimpin Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dipilih menjadi calon Kapolri meski melangkahi para seniornya di Polri.

Neta menuturkan, Tito yang merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1987 melangkahi lima angkatan di atasnya. "Sedikitnya ada 100 jenderal yang dilangkahi Tito," katanya.

Sedangkan untuk proses uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR, Tito sudah menyiapkan tim pemikir. Neta mengatakan, tim pendukung Tito itu terdiri dari perwira muda Polri.

Mereka antara lain Irjen Rico Amelsa (Akpol 1988 B), Brigjen Gatot Edi (1988 A), Kombes Eko Budi (1989), Kombes Asep Suhendar, dan Kombes Wahyu
Widada (Adhimakayasa Akpol 1991). Dukungan penuh dari para jenderal senior pun diharapkan akan memudahkan langkah Tito, terutama dalam membenahi institusi kepolisian ke depan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News