Gara-gara Masalah Medsos, Majelis Dzikir Diamuk Warga

Gara-gara Masalah Medsos, Majelis Dzikir Diamuk Warga
Ilustrasi. Foto: dok JPNN

jpnn.com - LUMAJANG—Sekitar ratusan warga Desa Krai, Kecamatan Yosowilangun, Lumajang, Jawa Timur mengepung rumah pengasuh yang menjadi tempat kegiatan majelis dzikir dan taklim khotamaini, yaitu pondok pesantren Shokhibul Huda.

Aksi itu dipicu karena seorang santri yang memukul warga yang telah mengunggah foto kegiatan majelis dzikir di media sosial. Foto itu diunggah karena diduga kegiatan itu majelis dzikir itu telah menyimpang.

Santri padepokan majelis yang melakukan aksi itu adalah Beni (20). Dia menganiaya warga, Rendra (40) karena dituduh mengunggah kegiatan padepokan ke media sosial, Facebook .

Peristiwa tersebut dilerai oleh Ketua RT setempat, Nur Wakhid. Namun, Ketua RT juga diipukuli oleh santri padepokan. Warga yang tak terima dengan peristiwa tersebut langsung menyerbu padepokan dan melakukan perusakan. Para santri pun dievakuasi ke kamar, yang aman dari lemparan batu warga .

Selain itu, warga sekitar juga merasa terganggu dengan kegiatan majelis dzikir dan taklim yang wiridan menggunakan pengeras suara selama 24 jam, serta menganggap ajaran yang dilakukan oleh majelis dzikir tidak sesuai dengan syariat Islam.

Namun pihak pedapokan membantah, ajaran yang dilakukan bertentangan dengan ajaran Islam.

"Itu merupakan fitnah dari masyarakat sekitar," tutur Ribut Sumiati, santri Majelis Dzikir dan Taklim Khotamaini. 

Polisi pun akhirnya membawa pengasuh padepokan dan tiga orang santrinya ke kantor polisi untuk dimintai keterangan melalui pintu samping. Warga sempat akan melakukan pengejaran untuk menghakiminya, tapi dihalau polisi.

LUMAJANG—Sekitar ratusan warga Desa Krai, Kecamatan Yosowilangun, Lumajang, Jawa Timur mengepung rumah pengasuh yang menjadi tempat kegiatan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News