Puasa Diisi Tidur Seharian Sama Dengan Sia-sia

Puasa Diisi Tidur Seharian Sama Dengan Sia-sia
Masjid Istiqlal Jakarta. Foto Yessy Artada

jpnn.com - TIDUR, menjadi pilihan sebagian orang agar kuat menjalankan ibadah puasa. Bila di bulan biasa, masjid-masjid bisasnya penuh di saat Maghrib. Kini saat Ramadan dipadati saat salat Dzhur. Ada yang mengaji maupun dzikir, tapi lebih banyak orang yang tidur.

Menurut Ustadz Achmad Zainuddin LC, sebagian ulama berpendapat tidur di waktu puasa adalah ibadah. Tapi ada pendapat lain yang mengatakan, puasa diisi dengan tidur adalah kesia-siaan.

"Tidur usai salat dhuhur itu tidak masalah. Tapi kalau seharian diisi tidur, itu artinya kita hanya berusaha menahan lapar dan haus. Padahal, dalam Bulan Ramadan, kita harus memperbanyak amalan," tutur Ustadz Achmad, Minggu (26/6).

Fenomena lainnya adalah saat tarawih, begitu banyak umat yang tidak ingin melewatkan salat sunah tersebut. Sampai-sampai, masjid penuh meski kemudian jamaahnya berkurang di hari-hari terakhir Ramadan.

"Orang-orang seakan tidak ingin melewatkan salat tarawih, masjid-masjid pun ramai. Sangat kontras dengan saat salat ashar. Masjid hanya diisi kesebelasan (satu imam, satu makmum). Padahal ashar adalah salat wajib. Kenapa kita lebih mengutamakan sunah daripada salat wajib," tuturnya.

Ustadz Achmad mengimbau, sebaiknya umat muslim tetap meramaikan masjid layaknya salat tarawih untuk salat-salat wajib lainnya. (esy/jpnn)

 


TIDUR, menjadi pilihan sebagian orang agar kuat menjalankan ibadah puasa. Bila di bulan biasa, masjid-masjid bisasnya penuh di saat Maghrib. Kini


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News