Duh, Ibu-ibu jadi Takut Imunisasi Anaknya

Duh, Ibu-ibu jadi Takut Imunisasi Anaknya
INI YANG ASLI: Petugas Puskesmas Ambacang Kuranji menunjukkan vaksin dari Kemenkes, kemarin. Foto: RIAN/PADANG EKSPRES/JPNN.com

jpnn.com - PADANG – Kasus peredaran vaksin palsu yang belakangan marak diberitakan media dampaknya sudah luar biasa. Antara lain, warga takut mengimunikasi anaknya. 

Feni Adrianai, 29 warga Alai Parakkarakah mangatakan, sejak mengetahui informasi adanya peredaran vaksin palsu di televisi, dia khawatir mengimunikasi anaknya. 

“Tentu saya sebagai orangtua yang memiliki balita mengkhawatirkan itu. Saat ini saya belum mau lagi mengimunisasi anak saya,” ujarnya.

Dia menilai, pemerintah kurang jeli mengontrol peredaran vaksin. “Jika vaksin palsu itu dikonsumsi balita, tentu efeknya bukan saja jangka pendek tapi juga jangka panjang,” sebutnya.

Senada dengan Yan Fitra Candayeni, 33 warga Gunungpangilun. “Sebelum Ramadhan saya  mengimunisasi anak saya. Malamnya anak saya demam tinggi. Beberapa hari ini ada berita beredarnya vaksin palsu. Saya pikir bisa jadi anak saya kemarin itu mendapatkan vaksin palsu,” tuturnya.

Meri, 31, warga RW V Maransi Aiepacah menyebutkan, dia belum mengetahui adanya peredaran vaksin palsu. Ia sudah beberapa kali melakukan vaksin anaknya. “Saya mengimunisasi anak saya ke puskesmas, terkadang melalui posyandu,” ucap ibu yang memilki  balita umur 2,5 tahun ini.

Betriati, 29 warga Kalumbuk Kuranji mengatakan, dia belum pernah mengimunisasi anaknya. Menurutnya, vaksinasi itu tidak ada dampaknya. “Anak saya sudah hampir berumur 18 bulan dan belum pernah saya beri vaksin,” tuturnya.

Wati, 30, warga Kalumbuk lainnya juga waswas dengan peredaran vaksin palsu. “Minggu lalu saya mengimunisasi anak saya ke puskesmas. Habis diimunikasi ia demam. Tapi kini sudah baikan,” katanya.

PADANG – Kasus peredaran vaksin palsu yang belakangan marak diberitakan media dampaknya sudah luar biasa. Antara lain, warga takut mengimunikasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News