Alex Litaay, Sebuah Pelajaran tentang Kesetiaan pada Megawati

Oleh: Andus Simbolon*

Alex Litaay, Sebuah Pelajaran tentang Kesetiaan pada Megawati
Alex Litaay. Foto: Twitter

jpnn.com - ALEXANDER Litaay, Duta Besar RI untuk Kroasia meninggal dunia pada Minggu (26/6) di Zagreb. Saya dan teman-teman akrabnya lebih sering memanggilnya dengan panggilan Lexy.

Sepanjang yang saya ketahui, almarhum selalu serius mengerjakan tugasnya sebagai sekretaris jenderal PDI Perjuangan, bahkan saat  partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu masih bernama PDI. Saat terpilih sebagai anggota DPR, Lexy juga serius menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat.

Satu hal yang khas dari sosok Lexy. Ketika sedang serius, maka jari tangan kanannya selalu memegang rambut di kepalanya dan seolah-olah sedang mancabutnya. Ekspresi wajahnya juga dingin. 

Namun, dia juga pendengar yang baik. Sering kali Lexy menyimak kisah-kisah lucu dari teman-temannya. Gaya tertawanya juga khas.

Ciri lain yang khas dari Lexy adalah penampilannya yang selalu rapi. Berkemeja dan celana berbahan kain menjadi pakaian favoritnya.

Ketika Megawati menunjuk Lexy sebagai Sekjen DPP PDI di Munas, Kemang, Jakarta Selatan tahun 1993, banyak yang mengapresiasinya. Waktu itu, khususnya internal PDI menilai Megawati telah membuat pilihan tepat.

Lexy punya latar belakang sebagai organisatoris handal. Jam terbangnya di berbagai organisasi juga tak diragukan lagi. Maklum, dia sebelumnya aktivis GMKI, bahkan pernah menjadi pucuk pimpinannya. Ia juga pernah memimimpin GAMKI dan bahkan pernah menjadi Ketua KNPI.

Sebelumnya, Pria kelahiran Ambon yang berulang tahun setiap tanggal 1 Oktober itu sudah aktif membantu Fraksi PDI di MPR menghadapi Sidang Umum MPR tahun 1992. Sebagai politisi, Lexy juga punya kelebihan lain. Yakni kemampuannya berbahasa Inggris dan bahasa Belanda. Dia lihai bercasciscus dengan dua bahasa asing itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News