Kisah Orang Tua Rawat Anak Cacat, Tinggal di Kandang Ayam

Kisah Orang Tua Rawat Anak Cacat, Tinggal di Kandang Ayam
Keluarga Ujang Supendi Foto: Radar Banjarmasin

jpnn.com - BANJARMASIN – Kehidupan Ujang dan Edoh sangat memprihatinkan. Mereka tinggal di kandang ayam selama dua tahun. Tepatnya di Desa Gunung Ulin RT 5, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Rumah mereka di antara tanaman singkong. Bangunan terbuat dari bambu. Atapnya dari daun. Bangunan itu terkesan rapuh. Jika dilihat dari ketinggian, bangunan itu terlihat jelas kandang ayam.

Radar Banjarmasin sempat menyambangi mereka Jumat (1/7) lalu. Edoh dan Ujang Pendi mengaku berasal dari Ciamis, Jabar. Mereka merantau ke Kotabaru pada Desember 2005.

"Sakit sekali mencari uang di sana. Bapaknya jualan es sehari paling dapat dua ribu," ujar Edoh.

Kebetulan saat itu mereka sedang terpuruk. Sang anak keempat Karina dinyatakan prematur. Pengobatan anak terakhir ini memukul semua daya finansialnya. Ujang menjual rumah dan dua kendaraannya pada 2002.

Mereka lantas pergi ke Kotabaru. Awalnya, Ujang bekerja sebagai tukang listrik. Meski penghasilan sedikit, Edoh tidak bisa kerja di luar karena Kirana yang cacat harus terus diawasi.

 Sementara itu, kata Ujang, keluarga tempat numpang juga ekonominya pas-pasan. Maka keluarga ini memutuskan pindah ke Desa Gunung Ulin sekitar akhir 2012. Mereka sempat nyewa rumah selama sepuluh bulan.

"Tapi bapak kan pernah jatuh jadi ndak kuat lagi bekerja. Semakin lama, semakin susah ekonomi," kenang Edoh.

BANJARMASIN – Kehidupan Ujang dan Edoh sangat memprihatinkan. Mereka tinggal di kandang ayam selama dua tahun. Tepatnya di Desa Gunung Ulin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News