Muhammadiyah: Sulit Menjelaskan Tindakan Keji di Tempat Suci

Muhammadiyah: Sulit Menjelaskan Tindakan Keji di Tempat Suci
Teror bom di Madinah. Foto: [Al-Arabiya/Reuters]

jpnn.com - YOGYAKARTA - ‎ Muhammadiyah mengutuk keras tindakan teror bom di luar Masjid Nabawi di Madinah, Jeddah dan Qatib. Apalagi tindakan tersebut dilakukan di bulan suci ramadan yang diberkahi, menjelang berakhirnya umat Islam menjalankan ibadah  puasa.

"Sungguh sulit untuk menjelaskan mengapa tindakan keji ini dilakukan di tempat suci umat Islam," ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ‎Haedar Nashir dalam pesan elektroniknya, Selasa (5/7).

‎Haedar menilai, tindakan teror bom yang terjadi meneguhkan pandangan, bahwa terorisme adalah musuh agama dan  kemanusiaan di mana dunia Islam pun menjadi korban. Terorisme merupakan tindakan munkar dan dhalim yang merusak kehidupan semesta.

"Demikian halnya dengan bom yang terjadi di Turki, Irak, Lebanon, dan lainnya.  Tindakan tersebut merupakan bentuk fasad di muka bumi  yang dimurkai Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim," ujar Haedar.

Menurut Haedar, pelaku, dalang serta kekuatan di belakang teror bom merupakan sosok-sosok paranoid yang menghancurkan kehidupan serta menodai keluhuran agama, moral, dan kemanusiaan universal. Siapapun dan atas nama apapun tidak boleh menoleransi setiap bentuk terorisme karena menghancurkan kehidupan dan mengancam masa depan peradaban dunia.

"Muhammadiyah kembali menegaskan, terorisme adalah musuh dunia. Maka diperlukan  kerja sama internasional yang  solid, terbuka, objektif, dan sungguh-sungguh dalam memerangi kejahatan global itu," kata Haedar.

Dunia Islam menurut Haedar, juga harus bersatu melawan segala bentuk terorisme dan organisasi yang berada di belakangnya. Agar tidak menjadi area penghancuran bangsa di kawasan Timur Tengah dan belahan dunia lainnya.

Langkah sistematis semua bangsa dan negara sangat diperlukan untuk melawan terorisme dan memotong akar masalah serta aktor-aktor di belakangnya. Sehingga tercipta tatanan dunia damai dan berkeadaban utama.(gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News