Waspada, Ada Kemungkinan Vaksin Palsu Beredar di Semarang

Waspada, Ada Kemungkinan Vaksin Palsu Beredar di Semarang
Ilustrasi: Daily Telegraph

jpnn.com - SEMARANG – Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (Balai POM) telah menemukan beberapa vaksin BCG yang diduga palsu di tiga layanan kesehatan di Semarang, Jawa Tengah. Jika dari uji laboratorium vaksin itu ternyata palsu, maka Dinas Kesehatan Kota akan segera menelusuri mata rantainya.

Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Pranowo mengatakan, pihaknya akan merunut layanan kesehatan mana saja yang mendapat vaksin dari distributor vaksin palsu itu. Setelah datanya lengkap, maka jenis vaksin palsu yang terlanjur beredar di Semarang akan diunggah ke website milik dinas. Dengan begitu, bagi orang tua yang merasa mengimunisasikan anak mereka di rumah sakit pemberi vaksin palsu bisa tahu.

”Nanti ada kolom untuk diisi bagi yang merasa menerima vaksin palsu. Akan kami data dan diundang untuk diberi vaksin yang asli secara gratis. Ini bukan revaksinasi atau imunisasi ulang karena mereka kan memang belum divaksin,” paparnya.

Dia menjelaskan, dari hasil penelusuran pihak kepolisian, ada dugaan vaksin palsu sudah beredar sejak 2003 silam. Karenanya Yulianto tidak menampik adanya kesulitan dalam menelusurinya. Terlebih, layanan kesehatan yang mendapat vaksin palsu tidak punya database kapan dan kepada siapa vaksin palsu itu diberikan.

”Tapi kami akan berusaha. Dan kami juga mengimbau kepada orang tua untuk tidak terlalu khawatir dengan vaksin palsu. Tetaplah melakukan imunisasi dasar secara lengkap di pelayanan kesehatan yang dipercaya,” tegasnya.

Sementara Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komdakipi) Jateng, dr Asri menjelaskan, tanda-tanda anak mendapat vaksin palsu bisa langsung terlihat beberapa saat setelah disuntik. Salah satunya adalah munculnya darah kotor atau nanah di titik yang disuntik.

”Itu merupakan tanda infeksi. Jadi, kalau tidak terjadi hal-hal yang kurang wajar, kemungkinan besar yang diberikan adalah vaksin asli,” tandasnya. (amh/ric/ce1/jpg/ara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News