Penting! Ini Penjelasan Lengkap Kemenpora Soal MotoGP

Penting! Ini Penjelasan Lengkap Kemenpora Soal MotoGP
Menpora Imam Nahrawi. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA- Kemenpora akhirnya angkat bicara terkait masalah penyelenggaraan MotoGP yang sempat menjadi pembicaraan ramai. Ada beberapa hal yang perlu diluruskan, sehingga komentar-komentar tak berdasar, bisa dipertanggung jawabkan.

Memang, dua hari terakhir ini, muncul perdebatan mengenai tidak jadinya sirkuit Sentul, Bogor, untuk penyelenggaraan MotoGP tahun 2016 setelah adanya surat dari Carmelo Ezpeleta selaku CEO Dorna Sports  - Spanyol tertanggal 6 Juli 2016 yang dikirimkan kepada Menpora Imam Nahrawi. 

Surat tersebut pada dasarnya merupakan respon atas surat Menpora No. 1945/MENPORA/D.IV/VII/2016 tertanggal 1 Juli 2016 perihal penyelenggaraan MotoGP. 

"Kemenpora sesungguhnya tidak ingin berpolemik lebih jauh. Namun namikian, ada beberapa hal yang perlu diklarifikasi," kata Gatot S Dewa Broto, Deputi IV sekaligus kepala bidang Komunikasi Publik Kemenpora. (dk‎k/jpnn)

Berikut Klarifikasi Kemenpora

1.      Sama sekali tidak ada maksud dari Kemenpora untuk menghalangi atau memperlambat penetapan sirkuit Sentul untuk penyelenggaraan MotoGP tahun 2017, 2018 dan 2019, karena Menpora pada tanggal 19 April 2016 melalui surat No. 963/Menpora/IV/2016 perihal progress report penyelenggaraan MotoGP 2017 sudah mengirimkan surat kepada Presiden Republik Indonesia. Dalam butir 4 surat tersebut dinyatakan, bahwa …..sebagai konsekuensinya, kami merencanakan penggunaan sirkuit Sentul bagi penyelenggaraan MotoGP 2017 dengan persyaratan sama sekali tidak menggunakan APBN untuk persiapan pembangunan / renovasi fisik sirkuit Sentul dan sekitarnya. Dan bahkan di butir 6 juga disebutkan, …….. agar penyelenggaraan MotoGP di Sirkuit Sentul lebih efektif, kami juga mempertimbangkan sekiranya dimungkinkan penyelenggaraan  MotoGP itu juga tidal hanya untuk tahun 2017, tetapi juga tahun 2018 dan 2019 dengan konsekuensi commitment fee berikutnya sebesar EURO 8 juta untuk tahun  2018 dan  sebesar EURO 8,4 juta untuk tahun  2019. 

2.      Surat tersebut memang tidak ditembuskan kepada pimpinan PT Sarana Sirkuitindo Utama, namun demikian pada tanggal 22 April 2016 diberikan copinya kepada PT Sarana Sirkuitindo Utama dengan harapan, agar PT Sarana Sirkuitindo Utama mengetahui tingkat kemajuan proses pengambilan keputusan di pemerintahan dan juga untuk menunjukkan keseiusan Kemenpora bahwa sirkuit Sentul memang diusulkan dan bahkan dilaporkan kepada Presiden Jokowi. 

3.      Kemudian pada tanggal 27 Mei 2016, Kemenpora melalui Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga juga mengirimkan surat  No. 1463/D.IV/2016 kepada Direktur Utama PT Sarana Sirkuitindo Utama perihal rencana penyelenggaraan MotoGP. Surat tersebut pada intinya menyebutkan: a. Menpora sudah mengirimkan surat kepada Presiden RI tentang rencana penyelenggaraan MotoGP tahun 2017 di Sentul; b. Kemenpora sudah melakukan koordinasi dengan IMI; c. Kemenpora pada tanggal 3 Mei 2016 telah menghadiri rapat koordinasi di Setneg dengan beberapa instansi terkait dengan rencana penyelenggaraan MotoGP di Sentul; d. Sebagai tindak lanjut rapat di Setneg, Kemenpora meminta PT Sarana Sirkuitindo Utama untuk mengirimkan pernyataan tertulis dari PT Sarana Sirkuitindo Utama bahwa PT Sarana Sirkuitindo Utama akan membangun / merenovasi sirkuit Sentul dengan anggarannya sendiri tanpa APBN, dokumen ringkasan eksekutif manfaat MotoGP di Indonesia, dan rancangan Nota Kesepahaman Kemenpora, Kemenpar  dan PT Sarana Sirkuitindo Utama tentang penyelenggaraan MotoGP. 

JAKARTA- Kemenpora akhirnya angkat bicara terkait masalah penyelenggaraan MotoGP yang sempat menjadi pembicaraan ramai. Ada beberapa hal yang perlu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News