Ada yang Curiga, Erdogan Sudah Punya 'Daftar Hitam' Sebelum Kudeta

Ada yang Curiga, Erdogan Sudah Punya 'Daftar Hitam' Sebelum Kudeta
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - ISTANBUL - Mau tak mau, Turki kini menjadi sorotan dunia. Bahkan, pertemuan menteri-menteri luar negeri negara Uni Eropa (UE) di Brussels, Belgia, Senin (17/7) akhirnya fokus ke satu hal; Kudeta di Turki.

Bukan rahasia lagi. Turki di bawah kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan sangat ingin menjadi anggota UE. Namun kini, mereka sendiri menghadapi dilema. 

Dalam sebuah pidato di depan pendukungnya, usai kudeta gagal, Erdogan sempat melontarkan wacana hukuman mati buat pelaku kudeta. Itu dia! UE tak mengenal anggotanya menerapkan hukuman mati.

Ankara jelas tidak bisa memilih keduanya. UE bakal menolak keinginan Turki untuk bergabung jika negara itu kembali menerapkan hukuman mati. ”Biar saya pertegas, tidak ada negara yang bisa menjadi anggota UE jika memberlakukan hukuman mati,” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Federica Mogherini.

Hukuman mati memang sebelumnya ada di Turki. Namun, sejak 1984, tidak ada lagi pelaku kejahatan yang dieksekusi. Saat Turki menyatakan keinginan untuk bergabung dengan UE pada 2004, hukuman itu dihapus.

Saat Turki diguncang kudeta kemarin, banyak pihak yang bersimpati dan mendukung Erdogan untuk mengungkap semuanya. Namun, begitu Turki melakukan operasi bersih-bersih pascakudeta, banyak pihak yang khawatir. Sebab, ada kemungkinan momen itu digunakan Erdogan untuk menyingkirkan lawan-lawan politiknya.

Beberapa petinggi UE bahkan menduga Erdogan sudah menyiapkan atau memiliki 'Daftar Hitam', yang berisi orang-orang yang akan ditangkap sebelum kudeta berlangsung. 

”Daftar orang yang harus ditangkap sudah langsung ada sesaat setelah kejadian (kudeta gagal). Ini mengindikasikan bahwa daftar tersebut telah dipersiapkan dan pada momen tertentu akan langsung digunakan,” tegas Komisioner Urusan Penambahan Anggota UE Johannes Hahn. (afp/reuters/daily star/cnn/sha/c11/any/adk/jpnn)


ISTANBUL - Mau tak mau, Turki kini menjadi sorotan dunia. Bahkan, pertemuan menteri-menteri luar negeri negara Uni Eropa (UE) di Brussels, Belgia,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News