Industri Baja Masih Lesu, Tax Amnesty jadi Harapan

Industri Baja Masih Lesu, Tax Amnesty jadi Harapan
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - SURABAYA - Sejumlah produsen baja di Jatim merevisi target pertumbuhan hingga akhir tahun ini. Hal itu dilakukan karena realisasi penjualan properti baru tercapai 30 persen pada semester pertama ini.

Presiden Direktur PT Kepuh Kencana Arum Henry Setiawan mengakui, pihaknya memangkas target pertumbuhan tahun ini dari 20 persen menjadi 10–15 persen. ’’Ternyata memang seret,’’ katanya kemarin (20/7).

Henry menyatakan, perlambatan kinerja di sektor properti menjadi alasan utama kelesuan industri baja domestik. Karena itu, dia berharap kebijakan amnesti pajak segera diikuti dengan pertumbuhan sektor properti dan sektor riil lainnya.

Dengan demikian, dapat mendorong pertumbuhan industri baja. ’’Dampak (tax amnesty) memang tidak instan. Karena itu, perbaikan permintaan mungkin baru bisa terjadi di semester kedua tahun 2017,’’ ujarnya.

Berdasar data World Steel Association, permintaan baja di beberapa negara ASEAN, terutama di Thailand, Malaysia, Indonesia, Vietnam, dan Filipina, bertumbuh enam persen menjadi 74,6 juta ton.

Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan perkiraan pertumbuhan baja dunia yang hanya 0,4 persen pada 2017. Sementara itu, pertumbuhan baja dunia untuk tahun ini diperkirakan anjlok di angka 0,8 persen.

Perlambatan kinerja industri baja membuat produsen mengurangi produksi. Karena industri baja mengurangi kegiatan produksi, PLN Area Distribusi Jatim mengeluhkan penurunan konsumsi listrik sebesar 27 persen.

Menurut Henry, penurunan produksi tersebut disebabkan 80–90 persen industri baja di Jatim menggantungkan penjualan dari sektor konstruksi.

SURABAYA - Sejumlah produsen baja di Jatim merevisi target pertumbuhan hingga akhir tahun ini. Hal itu dilakukan karena realisasi penjualan properti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News