Penerbitan Instrumen Investasi Hanya 21 Hari

Penerbitan Instrumen Investasi Hanya 21 Hari
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro megyatakan, cadangan devisa Indonesia USD 109 miliar sangat kecil jika dibandingkan dengan akumulasi hasil ekspor puluhan tahun silam.

Padahal, Indonesia selama puluhan tahun mengekspor migas, kayu, batubara, sawit, dan barang tambang. Cadangan devisa kecil karena mayoritas devisa hasil ekspor tidak dibawa, melainkan disimpan di negara-negara lain.

Melalui amnesti pajak, pemerintah berupaya agar pemilik dana membawa pulang dananya atau minimal melaporkan kepemilikannya kepada negara.  ”Orang yang punya duit cuma mau dua hal, yaitu duitnya aman dan return-nya (imbal hasil investasi). Ini yang masih banyak missing (tidak pas),” kata Bambang, Selasa (26/7).

Untuk meningkatkan imbal hasil investasi, instrumen investasi perlu diperluas dan penerbitannya harus dipermudah. Salah satunya adalah dana investasi real estate (DIRE) alias Real Estate Investment Trust (REITs).

Instrumen REITs lazim diterbitkan sejumlah perusahaan properti terkemuka Indonesia di Singapura. Namun, di dalam negeri, hanya ada satu perusahaan properti asal Solo yang menerbitkan DIRE.

”Jawabannya sih jelas. Fasilitas perpajakan di Singapura sangat menarik. Karena itu, REITs di Singapura berkembang dan bisa menambah ekspansi investasi dengan mendapatkan fresh money,” ulasnya.

Untuk mendorong penerbitan DIRE, pemerintah berupaya memangkas BPHTB dari lima persen menjadi 0,5 persen dan PPh final 0,5 persen.

”Message-nya clear. Total pajaknya menjadi daerah 1 persen, pusat 0,5 persen. Dengan pajak 1,5 persen, artinya di bawah Singapura yang pajaknya 3 persen,” terang Bambang.

JAKARTA – Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro megyatakan, cadangan devisa Indonesia USD 109 miliar sangat kecil jika dibandingkan dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News