Jokowi tak Menyerah, Hingga Akhirnya Ani Mau Pulang

Jokowi tak Menyerah, Hingga Akhirnya Ani Mau Pulang
Sri Mulyani Indrawati memberikan kuliah umum di Auditorium Djoko Soetono Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), Depok, Jawa Barat, Selasa (26/7). FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

jpnn.com - JAKARTA – Sri Mulyani menjadi bintang saat pengumuman reshuffle kabinet jilid II kemarin (27/7).   Kecemerlangannya di level internasional, kepiawaiannya di bidang fiskal, hingga pusaran kasus bailout Bank Century yang pernah membelitnya, menjadikan Sri Mulyani paling menjadi sorotan.

Banyak orang tentu masih ingat, bagaimana pada 2009 dan 2010 lalu, Ani, sapaan Sri Mulyani, mendapat tekanan politik luar biasa dalam kasus Bank Century. Hingga akhirnya, pada Mei 2010, dia menanggalkan jabatan menteri keuangan dan menerima pinangan Bank Dunia untuk menjadi managing director di kantor pusatnya, Washington D.C.

Namun, di Negeri Paman Sam, karir Sri Mulyani justru kian moncer. Bahkan, perempuan kelahiran Lampung 26 Agustus 1962 itu akhirnya dipercaya mengemban tugas ganda, selain managing director, juga sebagai chief operating officer (COO). Praktis, Sri Mulyani pun menjadi pengendali sekaligus orang penting ke dua di Bank Dunia.

Hal itu pula yang membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) kesengsem pada sosok yang pernah dinobatkan sebagai menteri keuangan terbaik Asia pada 2006 oleh majalah Emerging Markets itu.

Karena itu, sejak rencana reshuffle kabinet jilid I pada Agustus 2015 lalu, Jokowi dikabarkan sudah meminta kesediaan Sri Mulyani untuk kembali ke Indonesia, menjadi menteri keuangan. Sri Mulyani menolak. Tapi, Jokowi tak menyerah.

Pada 2015 hingga 2016, dinamika perekonomian di Indonesia terus bergerak. Sinyal recovery perlambatan ekonomi masih terasa lemah. Di sisi fiskal, target-target APBN banyak meleset akibat seretnya penerimaan pajak.

Karena itu, nama Sri Mulyani pun terus muncul dalam daftar teratas kandidat menteri keuangan pilihan Jokowi. Kabarnya, komunikasi dilakukan langsung oleh Jokowi maupun Luhut Panjaitan (saat itu Menkopolhukam) kepada Sri Mulyani. Tujuannya, meyakinkan Sri Mulyani bahwa saat kembali ke Indonesia, dia tak akan lagi dipojokkan untuk kasus Bank Century.

Rupanya, angin politik berpihak pada rencana Jokowi. Sudah menjadi rahasia umum, jika salah satu pihak yang dulu sering berseberangan dengan Sri Mulyani adalah Partai Golkar dan kekuatan Aburizal Bakrie. 

JAKARTA – Sri Mulyani menjadi bintang saat pengumuman reshuffle kabinet jilid II kemarin (27/7).   Kecemerlangannya di level internasional,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News