Erdogan Tangkap Puluhan Wartawan, Tutup Paksa 131 Media

Erdogan Tangkap Puluhan Wartawan, Tutup Paksa 131 Media
Recep Tayyip Erdogan. Foto: AFP

jpnn.com - ISTANBUL - Kondisi di Turki masih diselimuti ketegangan. Setelah kudeta, bola panas konflik dan gesekan, masih terus mewarnai Turki setiap harinya. 

Sejumlah media di Turki pun ikut menjadi korba, karena dicap memiliki keterkaitan erat dengan Fethullah Gullen, sosok yang disebut pemerintahan Recep Tayyip Erdogan sebagai dalang kudeta gagal 15 Juli lalu.

Setelah menangkap puluhan wartawan yang disebut memiliki hubungan dengan Gulen, pemerintah Erdogan memutuskan melakukan penutupan terhadap 131 media dan perusahaan penerbitan. Di antaranya, tiga kantor berita 16 stasiun televisi, 23 radio, 45 surat kabar, 15 majalah dan 29 penerbit.

Alasannya sama. Yakni, mereka memiliki koneksi dengan Gullen. Sebagian media yang ditutup adalah Cihan, kantor berita terbesar di Turki, serta surat kabar nasional Zaman yang diberedel baik versi Turki maupun yang berbahasa Inggris, Zaman Today. Ada juga harian Taraf, Bugun, serta Meydan yang disinyalir memiliki hubungan dengan Gulen. Dari stasiun televisi, ada Kanalturk, Samanyolu, Samanyolu News, Bugun TV, dan saluran televisi anak-anak Yumurcak.

Erdogan memang seakan alergi dengan semua hal yang terkait dengan Gulen. Bersih-bersih dilakukan di semua lini. Korban terbesar tentu saja militer. Pada Rabu (27/7) 1.684 personel militer diberhentikan dengan tidak hormat lewat dekrit presiden. Perinciannya, ada 87 jenderal Angkatan Darat, 30 jenderal Angkatan Udara, dan 32 laksamana Angkatan Laut. Sisanya adalah 1.099 prajurit senior dan 436 prajurit junior.

Pihak militer bersikukuh bahwa hanya sebagian kecil dari mereka yang terlibat kudeta. Yaitu, 8.651 personel atau 1,5 persen dari keseluruhan angkatan bersenjata. Sebelum dekrit presiden keluar, sudah ada 178 jenderal yang ditangkap. Sebanyak 151 orang di antaranya masih dipenjara. ”Investigasi masih berlanjut. Masih ada orang-orang yang dalam daftar pencarian. Bakal ada penangkapan dan penahanan baru. Proses (bersih-bersih) belum selesai,” tegas Perdana Menteri (PM) Binali Yildirim. 

Untuk mengisi posisi yang kosong, kemarin dilangsungkan rapat Dewan Militer Tertinggi (YAS). Rapat di Istana Cankaya, Ankara, itu juga dihadiri Yildirim. Menantu Erdogan sekaligus Menteri Energi Berat Albayrak mengungkapkan, pergantian besar-besaran di militer sudah direncanakan sebelum kudeta. Diduga, sebagian melakukan kudeta karena sudah tahu bahwa mereka akan didepak. 

Namun, tidak semua jenderal yang masih bertahan itu senang. Kepala Komando Doktrin dan Pelatihan Kamil Basoglu serta Kepala Staf Angkatan Darat Ihsan Uyar, dua jenderal bintang empat Angkatan Darat, mengundurkan diri dari jabatan masing-masing hanya beberapa jam sebelum rapat berlangsung. Padahal, mereka tak masuk daftar nama yang harus disingkirkan Erdogan. Belum diketahui alasan mereka mengundurkan diri. 

ISTANBUL - Kondisi di Turki masih diselimuti ketegangan. Setelah kudeta, bola panas konflik dan gesekan, masih terus mewarnai Turki setiap harinya. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News