Warga Berjalan 16 Kilometer demi Tukar Barang

Warga Berjalan 16 Kilometer demi Tukar Barang
Warga Siding. Foto: JPG/Jawa Pos

jpnn.com - Kecamatan Siding berbatasan langsung dengan Malaysia. Kontak langsung, termasuk transaksi perdagangan, pun masih terjadi.

 

BENGKAYANG

TAK mudah melakukan kegiatan ekonomi dengan cara saling bertukar barang (barter). Pada zaman sekarang, semua dinilai dengan uang. Namun, di Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, sistem itu masih ada. Bahkan, transaksi barang yang ditukar dengan barang tersebut masih berlaku bagi warga Gumbang, Sarawak, Malaysia.

Hal itu terjadi karena kecamatan tersebut berada di kawasan tapal batas Indonesia dengan negeri jiran itu. Namun, bukan hal yang mudah bagi warga Siding untuk bertransaksi.

Warga Kecamatan Siding harus menempuh perjalanan menembus hutan dengan berjalan selama berjam-jam seperti yang terjadi pada Senin (25/7).

Beberapa warga Desa Tangguh, Kecamatan Siding, membawa jahe dan berbagai ternak dengan menggunakan takin (alat pikul dari rotan) untuk ditukar dengan kebutuhan sehari-hari berupa sembilan bahan pokok (sembako). Tentu, nilai barang yang dibarter mesti sama atau mendekati harga hewan peliharaan yang dibawa. Yakni, ayam dan babi.

Perjalanan mereka mencapai 16 kilometer. Warga Tangguh yang melewati hutan tersebut terdiri atas lima perempuan dewasa dan dua anak, laki-laki dan perempuan berusia 10 serta 12 tahun.

Kecamatan Siding berbatasan langsung dengan Malaysia. Kontak langsung, termasuk transaksi perdagangan, pun masih terjadi.   BENGKAYANG TAK mudah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News