Inflasi Agustus Bisa Ditekan

Inflasi Agustus Bisa Ditekan
Ilustrasi. Foto: Jawa Pos.Com

jpnn.com - SURABAYA – Inflasi di Jawa Timur pada Juli lalu tercatat mencapai 0,76 persen. Hal tersebut tak lepas dari tren kenaikan harga saat Idulfitri lalu. Harga bahan makanan tercatat meningkat 1,48 persen.

Sedangkan makanan jadi dan minuman naik 0,89 persen. Dari komponen tersebut, daging ayam ras, kentang, bawang merah, dan cabai rawit memberikan andil inflasi yang cukup tinggi.

’’Daging ayam ras naik dari sekitar Rp 32.800 per kilogram (kg), menjadi Rp 34.900 per kg. Kalau bawang merah dari Rp 34.800 per kg menjadi Rp 38.400 per kg,’’ papar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Teguh Pramono kemarin (1/8).

Kenaikan harga daging ayam ras dan kentang disebabkan permintaan tinggi menjelang Lebaran. Kemudian, harga bawang merah dan cabai rawit naik karena produksi menurun akibat curah hujan tinggi.

Saat ini Jatim mengalami fenomena La Nina dan diperkirakan terus berlangsung hingga September. Selain bahan makanan dan makanan jadi, biaya transportasi, sandang, emas perhiasan, dan biaya pendidikan ikut naik.

Biaya transportasi naik seiring musim mudik, sementara emas perhiasan dan sandang naik seiring kebiasaan masyarakat yang ingin berpenampilan menarik pada saat Idulfitri.

Di sisi lain, tahun ajaran baru juga membuat biaya pendidikan naik. ’’Bulan ini mungkin kebutuhan sandang untuk seragam sekolah juga naik harganya. Tapi, pengaruhnya ke inflasi tidak besar,’’ jelas Teguh.

Pada Agustus, Teguh memprediksi angka inflasi bisa lebih ditekan. Sebab, saat pasca–Idulfitri biasanya kebutuhan konsumsi kembali normal. Namun, hal tersebut juga bergantung pada stok di pasar. ’’Kalau suplai di pasar itu cukup, ya inflasi bisa lebih rendah,’’ katanya.

SURABAYA – Inflasi di Jawa Timur pada Juli lalu tercatat mencapai 0,76 persen. Hal tersebut tak lepas dari tren kenaikan harga saat Idulfitri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News