232 Titik Api Tersebar di Sumatera dan Kalimantan

232 Titik Api Tersebar di Sumatera dan Kalimantan
Kebakaran hutan. Ilustrasi Foto: Angger Bondan/dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kondisi cuaca yang makin kering telah menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah titik panas (hotspot) di beberapa wilayah di Indonesia. 

Paling tidak terdeteksi 232 titik api. Di mana 159 di antaranya berada pada tingkat kepercayaan sedang. Sementara 73 hotspot lainnya pada tingkat kepercayaan tinggi.

"Tingkat kepercayaan sedang artinya berdasarkan suhu yang terekam di daratan ada potensi wilayah tersebut terbakar, sedangkan tingkat kepercayaan tinggi menunjukkan bahwa wilayah tersebut sedang terbakar," ujar Sutopo, Senin (8/8). 

Menurut Sutopo, sebaran dari 159 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang terdapat di Bengkulu (5), Jambi (4), Jawa Barat (1). Kemudian Kalimantan Barat (7), Kalimantan Tengah (2), Kepulauan Bangka Belitung (27), Lampung (2), Aceh (2), NTT (3), Riau (27), Sulawesi Tengah (1), Sumatera Barat (12), Sumatera Selatan (39), dan Sumatera Utara (27). 

"Sedangkan sebaran 73 hotspot dengan tingkat kepercayaan tinggi terdapat di Jambi 2, Kepulauan Bangka Belitung 10, Riau 18, Sulawesi Selatan 2, Sumatera Barat 5, Sumatera Selatan 14, dan Sumatera Utara 22," ujar Sutopo.

Selain berdasarkan pantauan satelit, patroli udara dan darat kata Sutopo, juga menunjukkan telah terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa tempat dengan luas wilayah yang tidak terlalu besar. Baik itu di perkebunan, pekarangan dan hutan di daerah yang seringkali aksesnya sulit dijangkau.

"Jumlah hotspot 232 sekarang jauh lebih sedikit dibandingkan periode yang sama 2015 lalu. Selama 1-7 Agustus 2015 jumlah hotspot di Indonesia mencapai 14.451 titik, namun pada periode 1-7 Agustus 2016 hanya ada 491 titik. Bahkan pada Agustus 2015 jumlahnya mencapai 14.451 titik," ujar Sutopo.

Menurut Sutopo, penurunan jumlah hotspot disebabkan upaya pencegahan dan pemadaman karhutla yang lebih baik dibandingkan 2015. Upaya antisipasi dilakukan berbagai pihak dengan lebih baik.(gir/jpnn)


JAKARTA - Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kondisi cuaca yang makin kering telah menyebabkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News