Industri Alas Kaki Keteteran Lawan Produk Vietnam

Industri Alas Kaki Keteteran Lawan Produk Vietnam
Ilustrasi. Foto: Radar Sukabumi

jpnn.com - SURABAYA – Industri alas kaki di Jawa Timur masih lesu. Tren penurunan di pasar domestik dan ekspor masih menghantui. Pasar domestik mengalami kontraksi 30-35 persen pada semester pertama 2016.

Momen Lebaran pada pengujung semester pertama tidak membantu kenaikan penjualan secara signifikan. Kondisi tersebut bertolak belakang dengan Lebaran tahun lalu yang naik dua kali lipat bila dibandingkan dengan bulan biasa.

Lesunya daya beli dan maraknya produk alas kaki impor menjadi salah satu penyebab anjloknya penjualan. ’’Di dalam negeri pun, kita bersaing dengan produk-produk dari negara lain,’’ kata Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Jatim Winyoto Gunawan.

Aprisindo memprediksi permintaan sepatu di pasar domestik pada kuartal kedua tahun ini stagnan. Pasar ekspor diperkirakan masih melanjutkan penurunan sekitar sepuluh persen.

Alasannya, pasar Amerika Serikat dan Eropa sebagai negara tujuan ekspor utama anggota Aprisindo dibanjiri produk alas kaki buatan Vietnam.

Pemerintah AS dan Vietnam telah menandatangani perjanjian kerja sama Kemitraan Trans-Pasifik yang membebaskan bea masuk untuk produk alas kaki asal negeri Paman Ho. ’’Indonesia masih dikenai bea masuk sekitar sembilan persen. Selisihnya cukup banyak,’’ terang Winyoto.

Tahun lalu total ekspor alas kaki Indonesia mencapai USD 4,5 miliar. Pasar Amerika Serikat berkontribusi 28,2 persen dari total nilai ekspor alas kaki Indonesia.

Selain di Amerika Serikat, Indonesia masih bersaing dengan Vietnam untuk menggarap pasar Tiongkok. Aprisindo juga bersaing memperebutkan pasar Belgia dengan negara-negara Eropa Timur. (vir/jos/jpnn)


SURABAYA – Industri alas kaki di Jawa Timur masih lesu. Tren penurunan di pasar domestik dan ekspor masih menghantui. Pasar domestik mengalami


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News