Pasar Tradisional Tak Pernah Mati

Pasar Tradisional Tak Pernah Mati
Pasar tradisional. Foto: dok.JPNN

SURABAYA - Tahun ini Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang (DPUCKTR) membangun tiga pasar tradisional lagi di Surabaya. Kondisi pasar tradisional yang sepi tidak menyurutkan niat pemkot untuk membangun pasar-pasar baru. Lokasi tiga pasar baru itu berada di Nambangan, Dupak, dan Keputih.

Kepala Bidang Permukiman DPUCKTR Lilik Arijanto menyatakan, pembangunan tiga pasar tersebut merupakan proyek lanjutan. Misalnya, Pasar Nambangan, Kenjeran. Pembangunan pasar tersebut ditarget tuntas tahun ini.

Sebab, pasar yang nantinya bernama Pasar Kedinding Surya itu dibangun sejak 2014. Lilik menyebutkan, bangunan Pasar Kedinding Surya terdiri atas dua bagian. Yakni, pasar kering dan basah. Tahun lalu DPUCKTR telah menuntaskan 136 kios di pasar kering.

"Tahun ini ditambah karena jumlah pedagang di pasar lama mencapai 357 orang," katanya.

Hal serupa terjadi di pasar basah. Di antara total 104 kios, DPUCKTR baru menyelesaikan 90 stan. Nah, 235 kios sisanya, yakni 14 kios basah dan 221 kios kering, dibangun tahun ini. Pemkot mengucurkan anggaran Rp 5 miliar melalui APBD 2016 untuk proyek tersebut.

Pembangunan pasar juga dilakukan di Keputih, Sukolilo. Pemkot membangun pasar baru tepat di sebelah Pos Pemadam Kebakaran (PMK) Keputih. Seperti pasar di Nambangan, pembangunan Pasar Keputih merupakan proyek lanjutan. DPUCKTR mulai mengerjakan Pasar Keputih sejak 2015. Tahun ini proyek itu dilanjutkan. Anggarannya mencapai Rp 2,13 miliar.

Berdasar pantauan Jawa Pos kemarin (20/8), pembangunan Pasar Keputih sampai pada tahap pembuatan kolom dan dek lantai 2. Lilik menuturkan, untuk Pasar Keputih, bakal dibangun dua lantai.

Rencananya, lantai 1 digunakan untuk pasar terbuka. Jadi, pasar tersebut dibangun dengan desain los. Nantinya, pasar tersebut digunakan untuk merelokasi pedagang peracangan di Jalan Keputih Medokan.

"Itu nanti akan menjadi pasar satu-satunya di Kelurahan Keputih. Soalnya, selama ini belum ada pasar tradisional yang dikelola pemerintah di sana," ujar Lilik.

Selain itu, ada lagi Pasar Dupak. Proyek pembangunan Pasar Dupak juga dilakukan selama tiga tahun anggaran. Pada 2014 pemkot menganggarkan Rp 1,6 miliar, 2015 Rp 2,9 miliar, dan 2016 Rp 4,29 miliar.

Sementara itu, pemkot telah merampungkan pembangunan pasar di Gunung Anyar. Pasar di belakang kantor kecamatan tersebut selesai dibangun sejak awal 2015.

Namun, hingga kemarin, pasar itu belum dioperasikan. Lilik menjelaskan bahwa relokasi pedagang dan pengoperasian pasar tersebut merupakan kewenangan Dinas Koperasi dan UMKM Surabaya. (rst/sal/c20/oni/flo/jpnn)

 


SURABAYA - Tahun ini Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang (DPUCKTR) membangun tiga pasar tradisional lagi di Surabaya. Kondisi pasar tradisional


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News