Kisah Perempuan Pembunuh Bayaran, Tarifnya Murah!

Kisah Perempuan Pembunuh Bayaran, Tarifnya Murah!
Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com - SEBUT saja namanya Maria. Dia tampak seperti perempuan kelas menengah ke bawah Filipina pada umumnya. 

Dengan tampilan itu, tidak akan ada yang menyangka bahwa dia adalah seorang pembunuh bayaran yang tergabung dalam death squad. Dia tidak akan dicurigai saat mendekati target dan mengakhiri hidup mereka. 

Awalnya, Maria hanyalah ibu rumah tangga biasa yang tinggal di perkampungan miskin. Dia dan suaminya bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Beberapa tahun lalu suaminya mendapat pekerjaan sebagai pembunuh bayaran. 

Seorang polisi memintanya untuk membunuh seorang pengedar narkoba. Saat itu orang tersebut memiliki utang kepada si polisi dan tak bisa membayar. Misi itu sukses.

Suaminya lantas menjadikan pembunuh bayaran sebagai profesi tetap. Hidup Maria berubah ketika dua tahun lalu orang-orang yang membayar suaminya tersebut menginginkan anggota perempuan. Sang suami lantas meminta Maria mendaftarkan diri. Awalnya, Maria takut. Namun, penghasilan dari profesi itu membuat dia tergiur. 

”Saya sangat takut dan grogi karena saat itu adalah kali pertama bagi saya (membunuh orang, Red),” tutur Maria tentang pengalaman pertamanya menjadi pembunuh bayaran kepada jurnalis BBC Jonathan Head. 

Seperti suaminya, Maria melakukan pekerjaan itu dengan mulus. Dia telah membunuh enam orang. Seluruhnya dia tembak tepat di kepala. Setiap kepala dihargai 20 ribu peso atau setara Rp 5,7 juta. 

Tidak seluruh honor diambil Maria. Dia harus membagi uang itu dengan satu gengnya yang ikut membantu. Jumlahnya mungkin terlihat kecil. Namun, bagi penduduk miskin seperti Maria, nominal tersebut sangat besar. 

SEBUT saja namanya Maria. Dia tampak seperti perempuan kelas menengah ke bawah Filipina pada umumnya.  Dengan tampilan itu, tidak akan ada yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News