Pedagang Hewan Kurban pun Menjerit

Pedagang Hewan Kurban pun Menjerit
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - SAMARINDA – Lesunya ekonomi nasional membuat minat warga membeli hewan kurban turun. Setidaknya itu yang terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur jelang Iduladha tahun ini.

Anto (37), pedagang hewan kurban di Jalan Jalan Wahid Hasyim I mengeluhkan tingkat penjualan tahun ini. Dia merasa penjualan menurun drastis. “Selama dua minggu ini, baru terjual empat ekor,” kata Anto, Minggu (28/8).

Padahal, tahun ini dia menyetok banyak sapi dari luar pulau. Dari 106 ekor sapi yang dijualnya tahun ini, Anto mengaku 88 di antaranya berasal dari Kabupaten Bone dan Ternate.

sedangkan 18 ekor lainnya berasal dari Jawa. “Untuk harga berkisar mulai dari Rp 14 juta hingga Rp 85 juta per ekor sesuai kondisi dan jenis sapinya,” ulasnya.

Hal senada juga diungkapkan Zainal. Pedagang hewan kurban yang memanfaatkan salah satu tanah lapang di Jalan Gerilya, Kelurahan Sungai Pinang ini mengaku tak berani mendatangkan sapi dari Sulawesi Selatan (Sulsel) terlalu banyak.

 “Biasanya saya datangkan 40 ekor sapi dan selalu habis. Sekarang saya hanya bawa 30 ekor sapi dan baru sebagian kecil yang terjual," katanya.

Agar sapi-sapinya laku, dia pun harus menurunkan harga. Menurutnya, untung sedikit tak jadi soal seluruh sapi dan kambing yang dijualnya habis. "Ternyata bukan hanya saya. Beberapa pedagang sapi musiman lainnya juga mengalami hal yang sama," tuturnya. 

Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Samarinda, Syamsul Bachri menyebut ketersedian hewan kurban di tahun ini dipastikan aman. Bahkan dia memprediksi jumlahnya bakal melebihi stok karena banyak hewan kurban yang belum laku terjual.

SAMARINDA – Lesunya ekonomi nasional membuat minat warga membeli hewan kurban turun. Setidaknya itu yang terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News