Bisnis Pertanian Masih Terdampak Revisi Visa Pekerja

Bisnis Pertanian Masih Terdampak Revisi Visa Pekerja
Bisnis Pertanian Masih Terdampak Revisi Visa Pekerja
Bisnis Pertanian Masih Terdampak Revisi Visa Pekerja

Dua belas bulan setelah perubahan kriteria kelayakan untuk perpanjangan visa liburan sambil bekerja, petani buah dan sayuran di Northern Territory mengaku bisnis baru mereka belum mampu mengatasi penurunan dramatis pekerja sukarela.

Theresa Thompson dan suaminya David mengelola tanah pertanian seluas 65 hektar di dekat Batchelor, dan bergantung pada tenaga kerja murah agar bisnis penjualan langsung mereka yang tengah berkembang.
"Kami belum bisa menanam sebanyak yang kami bisa, apalagi memetik produksi pertanian yang dihasilkan di luar sana," katanya.
The Thomsons adalah pertanian yang dibentuk dibawah program Willing Workers On Organics Farm (WWOOF) yang sukses, di mana relawan bekerja selama sekitar enam jam sehari dengan imbalan mendapatkan makanan dan akomodasi.
Sebelumnya, para pekerja dibolehkan mengajukan perpanjangan visa liburan sambil bekerja mereka, tapi sejak perubahan kebijakan visa terakhir, pekerja sukarela tidak lagi diberlakukan persyaratan harus bekerja selama 88 hari bagi wisatawan backpackers untuk memperpanjang masa tinggal mereka di Australia.

Thompson mengatakan perubahan kebijakan ini telah mengakibatkan terjadinya penurunan besar jumlah pekerja sukarela.
"Sampai Agustus tahun lalu kami hanya mendapat 70 orang pekerja sukarela yang datang ke pertanian kami, sebagian dari mereka tinggal selama seminggu, sebagian yang lain tinggal selama tiga bulan," katanya.
"Tahun ini kami baru mendapat lima pekerja sukarela atau woofer."

Thompson mengaku kondisi ini sangat mempengaruhi usahanya.
"Kami menggunakan program ini untuk membantu memenuhi kebutuhan memetik dan menanam tanaman," katanya.

"Kami belum bisa memasarkan produk yang kami hasilkan.”
"Karena ini merupakan tahun pertama sejak bisnis kami dimulai, dan ketika anda benar-benar perlu berusaha membuat bisnis anda terus berjalan, kondisi seperti ini benar-benar berdampak pada kemampuan kami untuk meningkatkan pendapatan,”
Kekhawatiran tentang eksploitasi pekerja
Departemen Imigrasi tidak tersedia diwawancara ABC Rurak, tetapi memberikan pernyataan tertulis.
Dikatakan perubahan kriteria perpanjangan visa ini adalah "untuk menanggapi kekhawatiran tentang eksploitasi kebijakan bekerja sambil liburan".

"Semua pemegang visa sementara dengan hak kerja berhak atas hak-hak dasar yang sama dan perlindungan sebagai warga negara Australia dan penduduk tetap di bawah undang-undang kerja yang berlaku.
"Dan semua pengusaha di Australia harus menyediakan karyawan mereka dengan gaji, kondisi dan hak kerja yang sesuai dengan undang-undang negara Keadilan Bekerja 2009 atau yang relevan."
Maria Chippendale pemilik peternakan yang menerima pekerja sukarelawan di peternakan hobi kecilnya di Townsville, sebagai agen pemesanan perjalanan, menjual wisata untuk backpackers dan katalog WWOOF.
Dia bilang dia tidak ada bukti pekerja dianiaya dan mengatakan pemerintah telah "tidak tahu bagaimana kondisi sebenarnya pekerja sukarela di dunia nyata".
"Jika itu yang terjadi, Anda jangan mengubah seluruh sistem hanya karena ada kelompok minoritas yang menyalahgunakan sistem ini," kata Chippendale.
"Bicaralah dahulu dengan petani, dengan orang-orang yang sangat membutuhkan backpackers untuk melakukan pekerjaan ini.”

Diterjemahkan pada pukul 20:30 wib, 30/8/2016, oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.

Dua belas bulan setelah perubahan kriteria kelayakan untuk perpanjangan visa liburan sambil bekerja, petani buah dan sayuran di Northern Territory

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News