Kiprah Prajurit TNI di Perbatasan, Sungguh Luar Biasa

Kiprah Prajurit TNI di Perbatasan, Sungguh Luar Biasa
BOKS Personel Yonif 725 Woroagi Sultra bersama-sama warga membangun rumah adat di Atambua, NTT saat mereka bertugas melakukan pengamanan perbatasan NKRI-Timor Leste, April 2016. Foto: Yonif 725 Woroagi for Kendari Pos/JPNN.com

jpnn.com - PERLU strategi untuk membangkitkan nasionalisme masyarakat di wilayah perbatasan. Konsep yang diterapkan Batalyon Infanteri (Yonif) 725 Woroagi, Sultra, saat bertugas di Atambua, Nusa Tenggara Timur adalah berbaur dengan masyarakat. Strategi itu tak hanya berlaku di perbatasan NKRI-Timor Leste, tapi juga di Sulawesi Tenggara.

Ramadhan –Kendari Pos

Minggu (28/8), mentari di ufuk timur tampak cerah pagi itu. Suasana Markas Komando (Mako) Yonif 725 Woroagi Boro-boro begitu ramai dengan aktivitas prajurit. Terlihat sejumlah pasukan infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang membersihkan lingkungan sekitar. 

Ada juga yang sedang berlari-lari sembari melafalkan mars prajurit Woroagi dengan nada melengking.      

Hari itu, Komandan Yonif (Danyon) 725 Woroagi, Letkol Inf Nurman Syaherada turut berlari memutari pelataran lapangan Woroagi. Sikap hormat setiap prajurit yang melihatnya menjadi saapaan bagi mereka. 

Nurman membalasnya dengan senyuman. Pria berusia 41 tahun itu begitu ramah dengan semua orang. Beberapa prajurit juga bercerita tentang kebaikan Nurman. 

"Komandan ini orangnya berjiwa sosial. Dia sangat ramah terhadap semua orang," bisik salah seorang prajurit kepada Kendari Pos (Jawa Pos Group). 

Nurman terus berlari mengelilingi Mako Woroagi ditemani seorang prajurit. Sesekali ia berhenti untuk melakukan sit up. "Saya olahraga dulu yah," cetus Nurman kepada wartawan koran ini sambil tersenyum.

PERLU strategi untuk membangkitkan nasionalisme masyarakat di wilayah perbatasan. Konsep yang diterapkan Batalyon Infanteri (Yonif) 725 Woroagi,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News