PKB Pengin Industri Rokok Tertutup untuk Asing
jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Johan mengatakan, Rancangan Undang-undang Pertembakauan merupakan pertarungan antara pihak yang mendukung kesehatan dengan kubu pendukung petani. Padahal, kata politikus PKB itu, faktanya kebiasaan merokok di Indonesia tidak bisa dihilangkan.
"Saya tanya ke yang mendukung kesehatan, apakah Indonesia bisa nol persen dari rokok? jawabannya nggak mungkin," kata Daniel, Kamis (1/9).
Karena itu, katanya, industri rokok harus menguntungkan Indonesia dan tidak boleh sedikit pun menguntungkan asing. Apalagi selama ini industri rokok menyumbang besar untuk APBN.
Berdasarkan data yang ada, cukai rokok tahun 2015 sebesar Rp 139,5 triliun. Artinya, 15 persen APBN tahun 2015 berasal dari produk tembakau itu. Di sisi lain industi rokok juga menghidupi 2,4 juta petani tembakau.
Karena rokok merusak kesehatan, kata Daniel, maka industrinya harus full menguntungkan Indonesia. Investasi dan impor bahan baku harus ditutup. "Jangan asing yang menikmati, masa sudah buat tidak sehat tapi nguntungin asing, bodohnya jadi dua kali," tegasnya.
Dia mengklaim bahwa saat ini fraksinya PKB masih sendirian mendorong penutupan impor ini. Karena itu diperlukan banyak dukungan untuk mewujudkannya. Petani dan unsur nasional menurutnya harus diperjuangkan.
"Karena rokok juga begitu menguntungkan, maka kita tutup untuk asing, termasuk Phillip Morris dan BAT, semuanya harus full untuk Indonesia," pungkasnya.(fat/jpnn)
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Johan mengatakan, Rancangan Undang-undang Pertembakauan merupakan pertarungan antara pihak yang mendukung
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Harga Emas Antam Anjlok Lagi, jadi Sebegini
- Alhamdulillah, Ada Kabar Baik dari Kurs Rupiah Hari Ini
- Harga Gula Pasir Makin Tinggi, Barang Menghilang
- Penuhi Kebutuhan Gula Masyarakat, PT SGN Segera Giling Tebu Petani
- PIS Sukses Tekan Emisi Karbon 25,4 Ribu Ton Setara CO2
- Pupuk Indonesia Bersama BUMN Brunei Darussalam Dukung Ketahanan Pangan Regional ASEAN