Kisah Petani Buah Naga, Sempat Tertipu karena tak Bisa Baca Tulis, Kini...

Kisah Petani Buah Naga, Sempat Tertipu karena tak Bisa Baca Tulis, Kini...
Samirun, petani buah naga di Arso 14 Kabupaten Keerom saat memanen buah naga dengan menggunakan gunting di lahan buah naga yang terbentang seluas ½ hektar. Foto: Nur Said/Cepos/JPNN.com

jpnn.com - PARA  petani di daerah transmigrasi Kabupaten Keerom, Papua, khususnya di Arso 14 mulai getol budidaya buah naga. Cara tanam dan perawatan yang relatif mudah dan harga  buah naga yang mahal.

Laporan:  Sundari Sulistyani - Keerom

Buah naga memang bukan tanaman endemik di Papua. Buah dari tanaman sejenis kaktus itu selama ini biasanya hanya dijual di sejumlah supermarket. 

Buah-buah ini didatangkan dari sejumlah daerah yang lebih dulu membudidayakan seperti dari Jawa dan daerah lain. 

Namun, belakangan,sejumlah penjual buah di pinggiran jalan juga mulai banyak menjual buah yang diyakini memiliki khasiat yang besar bagi kesehatan ini. 

Informasi yang diterima Cenderawasih Pos (Jawa Pos Group0, buah ini sudah banyak  dibudidayakan  mulai dari Besum, Distrik Namblong Kabupaten Jayapura dan belakangan juga dikembangkan oleh petani di daerah Arso 14 Kabupaten Keerom.  Budidaya buah naga ini diprediksi masih akan terus berkembang. 

Pasalnya, di Jawa harga buah naga di tingkat petani rata-rata berkisar Rp 15 ribu, bahkan bisa lebih rendah dari harga itu saat panen raya. 

Namun di Arso 14 Keerom,  harga di tingkat petani masih Rp 50 ribu per kg. Bila sudah dijual di supermarket di Kota Jayapura  bisa mencapai Rp 75 ribu/kg.

PARA  petani di daerah transmigrasi Kabupaten Keerom, Papua, khususnya di Arso 14 mulai getol budidaya buah naga. Cara tanam dan perawatan yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News