Dilarang Ikut Ibadah Haji, Iran Murka pada Arab Saudi
jpnn.com - TEHERAN - Hubungan Iran dan Arab Saudi kian memanas jelang ritual ibadah haji yang resmi dimulai pada Minggu mendatang (11/9). Memanas karena para petinggi dari kedua negara saling perang kata-kata. Yang menjadi pemicu adalah gagalnya penduduk Iran beribadah tahun ini karena diblokade Saudi.
Itulah blokade pertama dalam kurun waktu hampir 30 tahun belakangan ini. Presiden Iran Hassan Rouhani menyerukan kepada umat muslim di seluruh dunia untuk menghukum pemerintah Saudi atas blokade terhadap Iran tersebut.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut keluarga kerajaan Arab Saudi terkutuk dan tidak pantas mengatur peribadatan di situs-situs paling suci umat muslim. Sebab, tragedi jemaah yang terinjak-injak di Mina terjadi beberapa kali.
''Kegagalan dan ketidakmampuan Saudi dalam insiden jamaah yang terinjak (tahun lalu, Red) sekali lagi membuktikan bahwa keluarga iblis terkutuk ini tidak layak bertanggung jawab mengelola tempat-tempat suci,'' ujarnya.
Ada sekitar 2.300 jamaah yang tewas dalam tragedi tersebut. Ratusan jamaah di antaranya adalah penduduk Iran. Seakan tidak mau kalah, pemerintah Saudi membalas pernyataan pedas Iran.
''Kita harus paham bahwa mereka bukan umat muslim. Musuh utama mereka adalah para pengikut ahli sunah (orang Sunni, Red),'' kata ulama paling senior Saudi, Abdulaziz Al Sheikh. Iran selama ini memang dikenal sebagai basis pengikut Syiah. (AFP/Reuters/sha/c14/any/flo/jpnn)
TEHERAN - Hubungan Iran dan Arab Saudi kian memanas jelang ritual ibadah haji yang resmi dimulai pada Minggu mendatang (11/9). Memanas karena para
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Google Pecat 28 Karyawan yang Gelar Aksi Anti-Israel di Kantor
- Netanyahu: Israel Akan Membalas secara Bijaksana, Tidak Emosional
- Israel Serang Masjid di Jalur Gaza, Sejumlah Warga Palestina Tewas
- Berkuasa Sejak 2004, PM Singapura Lee Hsien Long Bakal Mengundurkan Diri Bulan Depan
- Israel Dibombardir Iran, Arab Saudi Dilanda Kecemasan Mendalam
- Amerika dan Jepang Perkuat Aliansi Militer, Kok China Sewot?