Mengerikan! Pengakuan Matobato, Mantan Death Squad di Filipina

Mengerikan! Pengakuan Matobato, Mantan Death Squad di Filipina
Edgar Matobato. Foto: AFP

jpnn.com - MANILA - Edgar Matobato menjadi perhatian seluruh anggota senat Filipina dalam rapat dengar pendapat di Manila, Kamis (15/9). Cerita-ceritanya mengerikan, sadis.

Matobato adalah seorang yang mengaku anggota death squad alias tim pembunuh pelaku kriminalitas seperti pengedar narkoba atau pemerkosa di Filipina. 

Senat saat ini tengah menyelidiki pembunuhan tanpa peradilan dalam perang antikejahatan yang digulirkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Baik saat menjadi Wali Kota Davao maupun saat ini. Penyelidikan itu dipimpin anggota Senat sekaligus mantan Menteri Kehakiman Leila de Lima. 

Hasil temuan Senat tersebut akan dijadikan referensi ke Ombudsman Filipina. Namun, sebagai presiden, Duterte tentu saja memiliki imunitas. Dia hanya bisa digulingkan lewat pemakzulan.  

Matobato mengungkapkan bahwa death squad, sekelompok polisi yang mendukung Duterte dan mantan pemberontak komunis, sudah membunuh sekitar seribu orang. Pembunuhan dilakukan pada 1988 hingga 2013. Death squad menerima perintah dari Duterte maupun anggota kepolisian aktif yang bertugas di kantor wali kota. 

Khusus Matobato, dia hanya menerima perintah dari Duterte langsung. ”Saya tidak membunuh siapa pun kecuali diperintah Charlie Mike,” ujar pria 57 tahun tersebut. Death squad menyebut Duterte sebagai Charlie Mike.

Teknik pembunuhan terbilang sadis. Mereka menculik korban dengan berpura-pura sebagai petugas kepolisian. Salah seorang korban pernah dijadikan makanan buaya hidup-hidup. Sebagian besar lainnya dicekik dengan menggunakan kawat, lantas dibakar dan dipotong-potong. Mayat tersebut lalu dikubur di tambang milik salah seorang polisi anggota death squad, dibuang di laut, atau dibiarkan begitu saja di jalanan.

Menurut Matobato, mereka dibunuh dengan sadis seperti ayam. ”Tugas kami adalah membunuh pelaku kriminal, pemerkosa, penjual obat terlarang, serta penjahat-penjahat kecil lainnya. Itulah yang kami lakukan. Kami membunuh orang hampir setiap hari,” terang Matobato. Selain pelaku kejahatan di atas, mereka membunuh orang-orang yang tidak disukai Duterte. Salah satunya pacar adik perempuan Duterte. 

MANILA - Edgar Matobato menjadi perhatian seluruh anggota senat Filipina dalam rapat dengar pendapat di Manila, Kamis (15/9). Cerita-ceritanya mengerikan,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News