Pelonggaran Giro Wajib Minimum Kurangi Tekanan Likuiditas Bank

Pelonggaran Giro Wajib Minimum Kurangi Tekanan Likuiditas Bank
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – lonjakan permintaan kredit segmen korporasi untuk modal kerja dan investasi tahun depan berdampak pada perbankan.

Likuiditas perbankan pada penghujung tahun ini diprediksi bakal lebih ketat.

Perbankan diyakini bakal lebih selektif mengelola likuiditas.

Saat ini, pelaku perbankan menikmati likuiditas seimbang. Dengan begitu, perbankan bisa mengatur pola kredit dengan saksama.

”Tetapi, akhir tahun akan ketat. Karenanya, kami minta pelonggaran ke Bank Indonesia (BI),” tutur Direktur Utama Bank Mandiri (BMRI) Kartika Wirjoatmodjo di Jakarta, Selasa (27/9).

Menurut Tiko, sapaan karib Kartika, kondisi likuiditas positif saat ini menyusul permintaan kredit hingga semester pertama tidak terlalu agresif.

Hingga Juli 2016, kredit perbankan hanya tumbuh single digit. Yakni, naik 7,57 persen menjadi Rp 4.161 triliun.

Meski begitu, Tiko khawatir, situasi akan berbalik kalau akhir tahun nanti bank-bank mulai menerbitkan surat utang untuk memenuhi rasio likuiditas (loan to deposit ratio/LDR) bersamaan dengan upaya pemerintah mengeluarkan surat berharga guna menutupi defisit anggaran.

JAKARTA – lonjakan permintaan kredit segmen korporasi untuk modal kerja dan investasi tahun depan berdampak pada perbankan. Likuiditas perbankan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News