Pejabat Serupa ini? Barangkali Satu dalam Seribu

Pejabat Serupa ini? Barangkali Satu dalam Seribu
William Marsden. Ilustrasi: Public Domain.

jpnn.com - PADA 1783 terbit sebuah buku berjudul The History of Sumatra. Penulisnya William Marsden, seorang pejabat tinggi English East India Company (EIC)--kamar dagang Inggris saingan berat VOC--yang berkedudukan di Bengkulu.

Marsden bukan tipikal pejabat yang memuliakan kemewahan harta. Ia anggota sejumlah perkumpulan terpelajar dan pernah menjabat wakil pimpinan Royal Society. 

Royal Society didirikan di London sejak 1660-an untuk memajukan ilmu pengetahuan. Satu di antara anggotanya Isaac Newton, bapak fisika klasik dan ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah.

Bagi Marsden, ilmu pengetahuan merupakan kemewahan yang sesungguhnya. Semasa bertugas di Bengkulu, ia banyak mengisi waktu luang dengan membaca buku.

Dia punya semacam perpustakaan pribadi. Dan, koleksi bukunya--setelah dihibahkan--kini, terdapat di Museum Britania dan King's College London.

Di samping membaca, dia juga mengadakan penelitian dan menulis. Alhasil, terbitlah History of Sumatra--buku yang konon kabarnya memicu Raffles menulis buku The History of Java yang terbit pada 1817.  

Gara-gara buku History of Sumatra yang setebal bantal itu, para peramu sejarah ilmu pengetahuan mendudukkan Marsden sebagai satu di antara perintis studi ilmiah mengenai Hindia Timur; negeri yang hari ini bernama Indonesia.

"History of Sumatra sebuah mahakarya dari abad me-18 yang melampaui pemikiran-pemikiran manusia di zamannya," tulis Lailatusysyukriyah dari UGM dalam History of Sumatra Karya William Marsden dalam Kajian Historiografi Indonesia.

PADA 1783 terbit sebuah buku berjudul The History of Sumatra. Penulisnya William Marsden, seorang pejabat tinggi English East India Company (EIC)--kamar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News