Striker Impor Merajalela, Si Kurus Prihatin

Striker Impor Merajalela, Si Kurus Prihatin
Kurniawan DY (plontos) saat pencalonan Ketum PSSI di Jakarta, beberapa waktu lalu. Foto: Amjad/JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Persaingan topskorer kompetisi ISC A yang kini dikuasai striker Impor membuat eks striker Timnas Kurniawan Dwi Yulianto angkat bicara. 

Menurut dia ada beberapa faktor yang membuat striker lokal tanah air kalah bersaing dengan striker asing.

Masalah ini, menurut pria yang akrab disapa Kurus itu bermula dari sisi pembinaan usia muda. Padahal, untuk mencetak striker lokal yang jempolan, harus dibiasakan, diciptakan lima sampai sepuluh tahun sebelum sang pemain berkarir di dunia profesional.

"Menurut saya tidak adanya kompetisi kelompok umur yang berjenjang yang rutin jadi penyebabnya. Ya itu karena pemain muda butuh jam terbang. Jam terbangnya di mana? Ya di kompetisi bukan turnamen," katanya, Rabu (19/10) sore.

Karena itu, Kurus yang akan bersaing dalam Kongres PSSI 10 November mendatang untuk menjadi Ketum PSSI, kembali mengulang misinya untuk menggarap pembinaan usia dini dengan sungguh-sungguh. 

"Yang pasti pembinaan dini harus di seriusin..target saya untuk 5-10 tahun ke depan adalah membangun pondasi yang kuat untuk pembinaan," tandasnya. (dkk/jpnn)


JAKARTA - Persaingan topskorer kompetisi ISC A yang kini dikuasai striker Impor membuat eks striker Timnas Kurniawan Dwi Yulianto angkat bicara. 


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News