Jenazah TKI Itu Datang Tanpa Autopsi

Jenazah TKI Itu Datang Tanpa Autopsi
Ilustrasi. Foto: dokJPNN

jpnn.com - PONOROGO - Jenazah Dhinia Sabatini tiba di rumah Tri Hantoro, warga Surodikraman, Ponorogo, kemarin dini hari (20/10).

Puluhan warga dan kerabat yang berkumpul di rumah duka tak kuasa menahan kesedihan menerima kedatangannya.

Dia tewas setelah terjatuh dari lantai 11 apartemen tempatnya bekerja di Hongkong. Sesudah disalati, jenazah Dhinia dimakamkan.

Dinsosnakertrans Ponorogo sementara berkesimpulan, meninggalnya Dhinia disebabkan kecelakaan kerja.

Kepala Dinsosnakertrans Ponorogo Sumani mengungkapkan, jenazah Dhinia tiba di Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo sekitar pukul 20.00. Kabar pemulangan jenazah diperoleh secara mendadak, hanya beberapa jam sebelum jenazah diterbangkan dari Hongkong.

Begitu tiba di Juanda, pengecekan berkas-berkas berlangsung cepat sehingga jenazah Dhinia bisa segera diberangkatkan ke Ponorogo. Saat tiba di rumah duka, Sumani, Wabup Soedjarno, dan ayahnya, Tri Hantoro, bersama-sama menyaksikan dibukanya peti jenazah Dhinia.

Selain itu, sejumlah dokumen mengiringi kepulangan jenazah Dhinia. ''Selain jenazah, yang disertakan hanya dokumen kerja serta data kronologi ditemukannya jenazah. Hasil otopsi belum ada,'' jelas Sumani.

Dalam data kronologi yang diterima Sumani, diketahui bahwa jenazah Dhinia ditemukan Senin pagi (10/10). Sementara itu, Dhinia diduga terjatuh dari lantai 11 apartemen Avignon Tuen Mun, Hongkong, pada Minggu (9/10).

Berdasar data tersebut, pemerintah setempat dan KJRI Hongkong sementara berkesimpulan bahwa Dhinia meninggal karena kecelakaan kerja. Demikian juga halnya dengan Sumani.

''Korban terjatuh malam hari, lalu ditemukan pagi. Karena petunjuk sementara hanya itu, kami berkesimpulan akibat kecelakaan kerja,'' terangnya.

Karena kecelakaan kerja, kini Sumani mengupayakan pengumpulan dokumen-dokumen terkait dari pihak keluarga Dhinia untuk memperjuangkan hak-haknya. Pihaknya, ujar dia, juga mendorong PJTKI penyalur Dhinia membantu melunasi hak-hak bagi keluarga Dhinia.

Saat ini yang diupayakan terlebih dahulu adalah klaim asuransi dari Indonesia. ''Jika yang dari dalam negeri sudah bisa dicairkan, akan diupayakan klaim asuransi dari negara tempat korban bekerja,'' tutur Sumani.

Terkait dengan dugaan tindak kekerasan yang diduga dilakukan majikan Dhinia, Sumani belum bisa menggali hal tersebut. Sebab, lanjut dia, hasil otopsi perlu diketahui terlebih dahulu.

Sumani menerangkan, hingga saat ini pihak majikan Dhinia di Hongkong bisa berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia. Mereka juga sudah mengirimkan santunan sekitar Rp 33 juta kepada pihak keluarga melalui rekening suami Dhinia.

''Santunan dari majikan di Hongkong sudah diberikan. Majikan memberikan santunan seperti ini terbilang kasus yang jarang,'' katanya. (mg4/irw/c4/diq/flo/jpnn)


PONOROGO - Jenazah Dhinia Sabatini tiba di rumah Tri Hantoro, warga Surodikraman, Ponorogo, kemarin dini hari (20/10). Puluhan warga dan kerabat


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News