Menjadi Santri Kiai Maimoen di Hari Santri

Oleh Dahlan Iskan

Menjadi Santri Kiai Maimoen di Hari Santri
NYANTRI: Dahlan Iskan (kiri) mengaji kitab Ihya Ulumuddin dari Mbah Moen, di Sarang, Rembang. Foto: JAWA POS PHOTO

jpnn.com - LIMA hari sebelum ditetapkan sebagai tersangka, Dahlan Iskan menyempatkan diri sowan ke KH Maimoen Zubair di Rembang, Jateng.

****

Usianya sudah 90 tahun, tapi masih aktif mengajar. Suaranya masih lantang. Wajahnya masih segar.

Dan saat mencermati kitab, beliau tidak mengenakan kacamata. Bahkan, seperti di hari Minggu kemarin, mengajarnya tiga kali.

Itulah sosok Kiai Maimoen Zubair, tokoh sentral pondok bintang sembilan Sarang, Rembang, 3 kilometer di sebelah barat perbatasan Jatim-Jateng.

Saya menjadi salah satu santri dadakannya pagi itu. Terselip di antara 15-an santri tetap yang setiap minggu mengikuti jurusan mata pelajaran ini.

Kami semua menyimak kitab yang lagi dibahas. Yang tulisannya menggunakan huruf Arab gundul (tidak ada tanda bacanya).

Para santri itu mengenakan sarung dan duduk bersila di lantai di hadapan kiai. Dengan sebuah kitab tua di pangkuan masing-masing.

LIMA hari sebelum ditetapkan sebagai tersangka, Dahlan Iskan menyempatkan diri sowan ke KH Maimoen Zubair di Rembang, Jateng. **** Usianya sudah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News