Kisah Temu Asih Si Muncikari Tobat

Dulu Menjajakan PSK, Kini Berjualan Angkringan

Kisah Temu Asih Si Muncikari Tobat
NIAT BAIK: Mbok Temu (berkerudung) yang sebelumnya berprofesi sebagai muncikari, tapi kini berjualan angkringan di dekat Terminal Giwangan, Jogja. Foto: Heru Pratomo/Radar Jogja/JPG

jpnn.com - Mbok Temu merupakan contoh nyata keberhasilan program pengentasan mantan muncikari di wilayah Mrican, Kota Jogja. Selepas dari usaha menawarkan jasa pekerja seks komersial (PSK) kepada pria hidung belang, kini dia memilih berjualan angkringan di selatan Terminal Giwangan.

 

HERU PRATOMO, Jogja

INSAF. Kata itu yang keluar dari perempuan paro baya bernama Temu Asih tersebut. ”Saya niat sudah insaf, sudah tua. Ada anak cucu lagi,” ujar Mbok Temu saat ditemui Jawa Pos Radar Jogja di usaha angkringannya pekan lalu.

Mbok Temu menceritakan awal dirinya masuk ke dunia prostitusi. Sekitar 36 tahun lalu, saat dia berusia 20 tahun, ibunya mengelola losmen di Sanggrahan. Dia sering membantu di losmen itu.

Namun, saat lokalisasi Sanggrahan ditutup oleh Pemkot Jogja pada 1997, dia bersama sejumlah PSK tak lagi memiliki tempat. Sejak itu, Mbok Temu akhirnya mengelola beberapa anak buah.

Dia menuturkan, para PSK asuhannya rata-rata sudah berusia di atas 30 tahun. ”Yang masih muda-muda lari ke Sarkem (Pasar Kembang),” jelasnya.

Tahun demi tahun dia lalui sebagai muncikari. Lama-kelamaan Mbok Temu merasa risih. Dia pun ingin berubah.

Mbok Temu merupakan contoh nyata keberhasilan program pengentasan mantan muncikari di wilayah Mrican, Kota Jogja. Selepas dari usaha menawarkan jasa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News