Sang 'Profesor' Menyesal tak Bisa Berbahasa Inggris

Sang 'Profesor' Menyesal tak Bisa Berbahasa Inggris
Lasiyo saat ditemui di kediamannya di Dusun Ponggok, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, Sabtu (5/11/2016). FOTO: FOLLY AKBAR/JAWAPOS

jpnn.com, BANTUL - IDE Lasiyo membudidayakan pisang di dusunnya membawa kesejahteraan bagi warga. Kesuksesannya menemukan pupuk-pupuk nabati membuat peneliti dari berbagai negara kerap menemuinya.

FOLLY AKBAR, Bantul

Memasuki Dusun Ponggok, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Jogjakarta, aura sejuk langsung terasa.

Deretan pohon pisang yang berjejer rapi di halaman-halaman rumah warga membuat pemandangan di dusun tersebut jadi hijau.

Ribuan pohon pisang yang tumbuh berdekatan itu membuat rumah-rumah warga terkesan nyempil di antara pohon bernama Latin Musa paradisiaca tersebut.

”Rata-rata setiap KK (kepala keluarga) di sini punya seratus pohon pisang di halaman rumahnya,” kata Lasiyo Syaifuddin saat ditemui Jawa Pos di rumahnya di Dusun Ponggok, Desa Sidomulyo, Sabtu (5/11).

Lasiyo, yang kini berusia 61 tahun, merupakan inisiator di balik perubahan wajah dusun yang hanya berjarak 3 kilometer dari pantai selatan Jawa itu.

Dalam beberapa tahun terakhir, dusun yang memiliki 300 KK tersebut telah menjelma menjadi ”hutan” pohon pisang.

IDE Lasiyo membudidayakan pisang di dusunnya membawa kesejahteraan bagi warga. Kesuksesannya menemukan pupuk-pupuk nabati membuat peneliti dari berbagai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News